Minggu, 12 Januari 2020

Mae...

"Mae itupa ihetu"


Entah masih ada gunanya atau tidak kita berbicara disini, karena kadang-kadang yang terdengar begitu rancu…. ada yang bilang: “jangan cuma bicara, harus ada langkah kongkret…”, yang lainnya bilang: “ bicara itu mudah, yang penting mempraktekkannya…. “, sedangkan sebagian lainnya mengatakan: “jangan hanya bicara,tapi laksanakan…”, sementara yang lain lagi mengatakan: “mari kita bicara disini, untuk membuka hati, membuka cakrawala, tukar wawasan…..siapa tahu ada solusi”, tapi ada juga yang berkata:“banyak sekali bicara, siapa dirimu? …..”. Nah loo….!!!!

Jika berbicara sudah kehilangan maknanya, dan sudah terpinggirkan nilai pentingnya, lalu apa lagi yang bisa kita bicarakan untuk disampaikan disini? Padahal berbicara adalah salah satu bentuk interaksi penting sehingga untuk keperluan itu maka terciptalah bahasa.

Memang tidak sedikit orang–orang yang menciptakan keadaan dengan terlalu “menghambur-hamburkan” pembicaraan sehingga sebagian orang merasa bosan, jenuh, muak, bahkan mungkin antipati dan kehilangan respek serta nilai pentingnya suatu pembicaraan sehingga akhirnya tidak sedikit yang kemudian menganggap berbicara menjadi tidak penting.

Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang menjadi lebih penting di atas yang lainnya. Karena setiap sesuatu merupakan bagian dari sesuatu yang saling terhubung dan terkait satu sama lain seperti suatu sistem yang masing-masing komponennya mempunyai peran dan memiliki andil serta kontribusi sendiri-sendiri sehingga menjadi satu kesatuan yang penting.

Pelaksanaan atau praktek atas sesuatu tidak selamanya menjadi hal yang lebih penting dari perkataan, dan perkataan tidak selalu berhak untuk disalahkan, diremehkan dan disudutkan dengan justifikasi ide ina ihetulo amane tau iyosolo tau alias NATO (No Action Talk Only). Semua tergantung pada peruntukannya.

Disinilah tempat kita “berbicara” melalui bahasa tulisan, marilah kita bicara dalam konteks yang baik dan berusaha untuk benar, bertukar pikiran, menyampaikan pendapat, mengemukakan usulan, mengeluarkan uneg-uneg, atau sekedar sharing, atau apa sajalah, tentu saja dengan tidak mengabaikan tata aturan yang telah ada yang secara umum telah disepakati bersama.
Diantaranya yaitu tidak menyertakan nafsu yang menggelora, atau emosi yang meletup-letup, baik dalam bahasa maupun yang sengaja diungkapkan dengan menggunakan visualisasi lainnya seperti warna atau tulisan. Karena hal-hal itu semua bisa berefek kurang membangun bagi forum kita, orang yang tidak berkepentingan tentu akan malas terlibat “debat kusir” yang tanpa ujung, hal seperti itu juga akan menyulitkan kita untuk bisa memetik sesuatu, karena segala hal yang diungkapkan dengan nada-nada tinggi kadang menjadi tidak tertangkap dengan baik oleh indera kita, dan lebih dari itu , bukankah hampir kebanyakan orang lebih menyukai makanan yang mudah dicerna, menyerap sesuatu tanpa mengerutkan dahi dan memandang sesuatu yang indah (bukan yang menyilaukan) serta menikmati suasana yang teduh dan segar (bukan yang panas dan membakar).

Tidak berlebihan kiranya,karena pada umumnya begitulah kita menyambangi taidanno… sekedar untuk menghirup udara segar dan melepas lelah sambil berinteraksi menyambung silaturahmi dan bersosialisasi, syukur-syukur bisa ikut membahas masalah negeri ….....
Atau mungkin ada basudarao yang punya pandangan lain???
mae itupa ihetu… hiyehe …..

Wassalam
Upang Pattisahusiwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar