Minggu, 12 Januari 2020

atawa se aksidegor 2010

Atawa se acara Aksi Degor
(Ahad, 4 Maret 2010)


Hari Rabu siang beta ditelpon oleh saudaraku Bung Abdullah Salatalohy (Abu lohi) di Jakarta yang mengabarkan bahwa akan diadakan acara Aksi Degor yang kebetulan bertempat tidak jauh dari rumah tinggalnya. Secara tidak langsung ia bermaksud mengundang sekiranya beta berkesempatan untuk hadir di acara tersebut, meskipun sebenarnya beta bukanlah anggota aksi Degor mengingat bahwa secara yuridis formil beta berdomisili bukan di kawasan Depok atau Bogor melainkan di Bandung.

Masih pada hari yang sama tapi pada jam yang berbeda, Bung Norman Tuhepali (Man) selaku pengurus (sekretaris) juga menelpon beta dengan maksud dan tujuan yang sama.
Beta tidak yakin apakah bisa ikut hadir pada acara tersebut atau tidak karena acara masih sekitar empat hari lagi, kebetulan tepat pada hari yang sama sudah teken kontrak deng maitua untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang deadlinenya adalah tepat hari Minggu bersamaan dengan jam acara aksi Degor. Tapi dorongan hati untuk bisa berkumpul dengan basudarao di aksi Degor ternyata sulit di tawarkan, akhirnya beta coba kompromi ambil win-win solution, dengan mempercepat bagian job membantu maitua dan sesudahnya beta langsung pergi memenuhi undangan.
Aksi Degor............................................. I’m coming !!!

Perjalanan menggunakan bus patas eksekutif Ac jurusan Depok/Jakarta terasa lari dengan kecepatan maksimal. Beta sadar waktu keberangkatan agak telat gara-gara tugas par maitua meskipun sudah curi-curi waktu sejak subuh. Sampai beta pergi sebenarnya pekerjaan belum kelar tapi sudah dipastikan beta pung maitua bisa menyelesaikannya sendiri karena yang berat-berat sudah ditangani. Sepanjang perjalanan tidak henti-hentinya Bung Abu lohi menelpon untuk memantau perjalanan beta, sungguh ini sangat menyentuh dan beta rasa saluuuut sekali, dengan kepeduliannya yang super maksimal.

Beta langsung turun secepatnya begitu bus masuk terminal, kemudian sambung angkot menuju Citayam. Olala….macet tak bisa dihindari, via telp Abu katakan lebih baik ganti naik ojek saja supaya bisa wushh…..wussh….wushh… karena waktu sudah mepet. Tanpa buang waktu akhirnya Ojeklah yang mengantar beta lebih cepat sampai di rumahnya tepat pada tengah hari. Langsung disambut dengan makan siang ini bagai pepatah pucuk dicinta ulam tiba karena yang mereka hidangkan sangat tepat buat perut yang ngos-ngosan karena keroncongan….and stress sepanjang jalan. Inaaaeee……. terimaksih banyak Caca (ny Abu Lohi ) untuk makan siangnya. Selesai makan, kehormatan berikutnya adalah kunci motor yang baru alias masih gress !!! Alamak….dong dua (Abu & Ny) pakai motor lama sedangkan beta disuruh pake motor baru, Ahaa..haaeee….rejeki memang tidak kemana ….apalagi ditambah penumpang seorang gadis cantik yang imut……….Amel Salatalohy (bungsunya).

Sampai di tempat acara, tepat beberapa menit menjelang jam dua siang, untung ada Amel…si cantik yang sekaligus navigator perjalanan, jadi tidak ada acara nyasar. Acara dimulai tepat sesuai rencana yang tertulis di undangan. Soal ketepatan waktu kumpul-kumpul begini aksi Degor perlu mendapat acungan jempol, karena tidak ada istilah jam karet, alhamdulillah semuanya bisa on time, good !!!

Acara dimulai tepat jam 14.00 wib, dibuka oleh sekretaris aksi Degor Bung Norman Tuhepali, seremonialnya secara umum tidak jauh beda dengan acara sejenis lainnya, tapi ada yang sangat menarik karena acara berdoa bersama ditempatkan di awal acara sebagai acara inti, sedangkan yang lainnya diposisikan sebagai pengikut atau pelengkap saja (biasanya pada acara-acara sejenis di tempat lain Doa seolah-olah hanya menjadi pelengkap saja dan di posisikan di akhir acara).

Tausyiah oleh almukarram bapak ust Jufri Toisuta (UJ-nya Sissodido) yang kemudian dilanjutkan dengan doa bersama membaca doa tahlil dan kirim Fatihah untuk kedua orang tua, keluarga, semua kerabat dan handai taulan serta untuk amanno dan segenap masyarakatnya, terasa menggiring kita pada suasana hikmat yang sakral dengan harapan mendapat Ridho Allah Swt dan berkah dari semuanya atas apa yang hendak dilakukan.
Luar biasa…..ini konsep sangat menarik dan perlu mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya, dan mungkin juga bagian inilah yang membuat para anggotanya merasa bahwa hadir di acara aksi degor adalah suatu keharusan!!

Sehubungan beta bukan anggota resmi, sebagaimana beta tulis pada judul di atas bahwa status beta “hanya” sekedar Guest atau tamu undangan (bisa juga sekaligus meliput hee..hee…) jadi beta harus sepenuhnya darling alias sadar lingkungan…tentu saja beta tidak mengikuti arisan dan beberapa acara keanggotaan inti lainnya. Beta baru merasa jadi “anggota” setelah masuk acara diskusi dan ngobrol-ngobrol dalam kemasan acara yang sangat santai. Wah…ternyata seru juga, banyak suara-suara yang masuk tidak diduga sebelumnya bakal begitu antusias dan bersemangat meskipun ada juga yang sekedar menyampaikan keprihatinannya atas beberapa hal, diantaranya tentang kabar-kabar dari Amanno, dan keberadaan organisasi Sissodido dalam naungan Basisda yang notabene seperti “hidup segan mati tak mau”.

Ada banyak pemikiran yang lahir untuk mencapai solusi terbaik terhadap status Basisda ini supaya eksistensinya jelas. Mungkin salah satu kendala bagi keberlangsungan Basisda adalah karena lokasi tempat tinggal yang berjauhan antara Jakarta timur, utara, barat, selatan, depok, bogor, tangerang, bekasi, dan mungkin merembet sampai propinsi jawa barat dan propinsi Banten.

Salah satu usulan anggota yang sangat menarik disampaikan oleh bapak Urian Tuhepali yang di amini oleh Is Tuhepali, Risani Pattisahusiwa, Abu Lohi ,Eki Sanaki, Abu Sanaki,Jufri Toisuta,Naju Toisuta dan didukung oleh bapak Gani hatala,Waci Tukan dan beberapa sesepuh lainnya, yaitu demi untuk “kelangsungan hidup” maka Basisda perlu didukung dengan sebuah sistem yang lebih profesional, dalam pengertian kalau memungkinkan dibentuk semacam cabang atau ranting per wilayah, di tiap-tiap wilayah ada pengurus tersendiri, sehingga pada saat diadakan acara (musyawarah) Basisda minimal bisa dihadiri (diwakili) oleh para pengurus dari tiap cabang. Tapi inipun tentu belum menjadi solusi final karena belum tentu pada suatu wilayah administratif terdapat sissodido dalam jumlah yang memadai untuk terbentuknya suatu organisasi.

Selebihnya suara-suara yang muncul kebanyakan sebatas pada penyampaian uneg-uneg yang diliputi keprihatinan karena kabar-kabar dari Amanno sekaligus mungkin karena desakan sebuah tanda tanya besar yang selalu mengusik tentang….…..apakah Basisda masih eksis????????

Satu lagi usulan yang patut menjadi perhatian serius adalah infentarisir warga sissodido di Jakarta dan sekitarnya, minimal ada data nama, alamat dan nomor telpon. Usulan ini cukup mendapat dukungan dari banyak pihak, tinggal teknis pelaksanaannya saja kapan dan bagaimana “sensus” akan dilaksanakan. Sambil menunggu realisasi dari ide-ide segar yang bermunculan di setiap acara yang diadakan, diharapkan basudarao khususnya yang berada di Jakarta dan sekitarnya pro aktif untuk mendaftarkan diri dengan menghubungi pengurus Aksi Degor.
Sementara kiranya hanya ini oleh-oleh hau atawa se aksi Degor.

Wassalam
Upang Pattisahusiwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar