Minggu, 12 Januari 2020

DOA (2)


Tuhanku
Bentuklah Aku,
menjadi manusia yang cukup kuat untuk menyadari manakala aku lemah
menjadi manusia yang berani menghadapi diriku manakala aku takut
menjadi manusia yang selalu memiliki rasa bangga dan keteguhan dalam kelelahan, rendah hati, serta jujur dalam kemenangan

Bentuklah Aku,
Untuk menjadi kuat dan mengerti bahwa mengetahui dan kenal akan diri sendiri adalah dasar dari segala ilmu yang benar.

Tuhanku
Jangan aku dibimbing dijalan yang mudah dan lemah,
tapi bimbinglah aku dibawah tempa dan desak kesulitan tantangan hidup.
Bimbinglah aku supaya mampu tegak berdiri ditengah badai.
Bentuklah aku :
menjadi manusia yang berhati bening dengan cita cita mengisi langit
Menjadi manusia yang sanggup memimpin dirinya sendirinya sebelum berhasrat memimpin orang lain
menjadi manusia yang menjangkau kehari depan tapi tidak melupakan masa lampau.
menjadi manusia yang selalu berbelas kasih kepada mereka yang jatuh
dan setelah segalanya menjadi milikku
semoga aku dilengkapi hati yang ringan untuk menari
dan selalu bersungguh hati dengan sekali-kali tidak menganggap diriku
terlalu berkesungguhan.

Akhirnya ya Tuhanku,
Berikanlah aku kerendahan hati, kesederhanaan dari keagungan hati orang tuaku
Berikanlah aku pikiran yang cerah dan terbuka,
semoga itu menjadi kekuatan yang lermbut bagi diriku.
Setelah itu semua kumiliki
maka orang tuaku akan berani berkata
bahwa hidup kita sekeluarga tidaklah sia-sia.****

Note: Dari kata- kata Jenderal D.Mac.Arthur dan editing seperlunya, (ditulis kembali oleh: Arkeni & Upang Pattisahusiwa)

)

Doa 1

DO’A (1)
di tulis kembali oleh: Upang Pattisahusiwa

YA ALLAH
AKU KEMBALI KEKHADIRATMU,
DENGAN RASA SYUKURKU ATAS SEGALA NIKMAT
YANG TELAH ENGKAU BERIKAN PADAKU
DAN PADA KELUARGAKU

.
YA ALLAH
KETIKA AKU DALAM KESULITAN SEPERTI SEKARANG INI,
AKU HANYA BISA BERSERAH DIRI KEPADAMU
DAN AKU HANYA BISA MEMOHON PADAMU.

YA ALLAH
BERILAH AKU KEKUATAN LAHIR DAN BATHIN,
SERTA KETABAHAN DAN KESABARAN
DALAM MENJALANI SEGALA COBAAN- MU INI.

YA ALLAH
BERILAH AKU PETUNJUKMU,
AGAR TIDAK PERNAH LUPA UNTUK MENGINGAT – MU 
DIMANA PUN DAN SA’AT APAPUN.
YA ALLAH
JADIKANLAH AKU DAN KELUARGAKU
SEBAGAI ORANG – ORANG YANG PANDAI MENSYUKURI
ATAS SEGALA NIKMAT YANG TELAH ENGKAU BERIKAN,
SEBAB SEMUA YANG TELAH ENGKAU BERIKAN
ADALAH YANG TERBAIK BAGI KAMI

YA RABBI
DALAM SEGALA KESULITAN YANG SEDANG KAMI HADAPI,
JAUHKANLAH KAMI DARI SEGALA SIFAT KEPUTUSASAAN DAN FRUSTASI,
JAUHKAN PULA DARI SEGALA GODAAN YANG SEKIRANYA HANYA AKAN MENJAUHKAN KAMI DENGAN MU,
DAN JAUHKAN PULA KAMI DARI SEGALA PERASAAN YANG KURANG BAIK
YANG HANYA AKAN MENGANTARKAN KAMI PADA HAL-HAL YANG SESAT DAN BERSIFAT KEMAKSIATAN BELAKA, SEPERTI BERPARASANGKA BURUK, IRIHATI, DENGKI, SOMBONG TINGGI HATI DSB.

YA ALLAH
SEBALIKNYA, DEKATKANLAH KAMI DENGAN ORANG – ORANG DAN SEGALA HAL YANG AKAN MEMBAWA KAMI PADA KEBAIKAN DAN KEMAJUAN SERTA AKAN MAKIN MENDEKATKAN KAMI PADAMU,
JADIKANLAH KAMI ORANG – ORANG YANG JERNIH DALAM PEMIKIRAN DAN PERBUATAN YANG JUJUR, TEKUN, DAN TELITI DALAM MENJALANKAN SEGALA PEKERJAAN.

ALLAHUMMA YA ALLAH
JADIKANLAH KAMI ORANG – ORANG YANG IKHLAS
DAN TIDAK MENGENAL PAMRIH DALAM MENGERJAKAN SEGALA SESUATU.

YA RABBI
PADA HAKIKATNYA SEGALA HIDUP DAN KEBENARAN ITU ADALAH MILIK MU.
ENGKAULAH SANG HIDUP YANG ADA DALAM DIRIKU
MAKA AJARILAH AKU TENTANG HIDUP
DAN KEHIDUPAN YANG SELALU BERMUARA KE ARAH – MU.

UNTUK ITU SEMUA YA ALLAH ------
BEKALILAH KAMI DENGAN ‘ILMU -‘ILMU – MU.

BERILAH AKU PETUNJUK – MU, DAN BIMBINGLAH AKU AGAR AKU DAPAT LEBIH BANYAK MENGENALI DIRIKU, KEMAMPUANKU DAN KAKUATANKU.
YA ALLAH
TETAPKANLAH SEGALA ‘ILMU DAN PENGETAHUAN YANG TELAH ADA DALAM DIRIKU.
BUKAKANLAH PINTU HATI DAN PIKIRANKU UNTUK MENAMBAHNYA LEBIH BANYAK LAGI.
BERILAH AKU PETUNJUKMU YA ALLAH,
KARENA AKU LEBIH BANYAK MEMPELAJARI DAN MENGUASAI ‘ILMU – ‘ILMU YANG SELAMA INI AKU ANGGAP SANGAT BESAR MANFAATNYA SEPERTI ‘ILMU TASAWUF, ILMU MEMAKRIFATKAN DIRI DSB, SERTA LENGKAPKANLAH KAMI DENGAN SEGALA PENGETAHUAN YANG BERSIFAT TEKNIS MOTORIK DAN JUGA ‘ILMU-ILMU KEMASYARAKATAN.

ALLAHUMMA YA ALLAH
JADIKANLAH AKU MANUSIA YANG TEKUN, JUJUR,
DAN SETIA DALAM MEMPELAJARI DAN MENJALANKAN DAN MENERAPKAN ‘ILMU – ‘ILMU MU.

YA ALLAH
BERILAH AKU
CAHAYA KEWIBAWAAN
CAHAYA KEJUJURAN
CAHAYA KETULUSAN
CAHAYA KE IKHLASAN
CAHAYA KESABARAN
CAHAYA KECERDASAN
CAHAYA KEBERUNTUNGAN
CAHAYA KEPEMIMPINAN
ALLAHUMMA YA ALLAH
TURUNKANLAH BERJUTA-JUTA MALAIKAT MU UNTUK MELINDUNGI KAMI SEKELUARGA
DAN TURUNKANLAH UNTUKKU SEBAGIAN DARI ‘ILMU – ‘ILMU - MU,YANG PENUH DENGAN KE AGUNGAN MU
DAN BIMBINGLAH AKU AGAR DALAM DIRIKU BERTAHTA SEMUA SIFAT – SIFAT TERPUJI YANG AKU TELAH KUKETAHUI MAUPUN YANG BELUM AKU KETAHUI YANG TIDAK BISA AKU SEBUTKAN SATU PERSATU.

YA ALLAH, BUKAKANLAH PIKIRANKU SELALU, AGAR AKU SELALU BISA BERSIFAT JERNIH, ‘ILMIAH ‘,TERATUR. DAN ARIF BIJAKSANA.
AKHIRNYA YA ALLAH ---
AKU HANYA BISA BERSERAH DIRI PADA – MU,
DAN MOHON AGAR SEGALA KESABARAN DAPAT BERTAHTA DALAM DIRIKU,
DIRI ISTERIKU ,DIRI ANAKKU DAN KELUARGAKU,
KARENA KESABARAN ADALAH KUNCI ATAS SEGALA SESUATU.

YA ALLAH
KAMI MOHON AMPUN DARI SEKALIAN PERKATAAN KAMI YANG TIDAK SESUAI DENGAN PERBUATAN KAMI.
KAMI MOHON AMPUN DARI SEKALIAN YANG ENGKAU ANJURKAN TETAPI KAMI TIDAK MENJALANKANNYA.
KAMI MOHON AMPUN DARI SEKALIAN ILMU DAN AMAL YANG SEMULA DIMAKSUD KARENA ENGKAU, TAPI KEMUDIAN TERCAMPUR DENGAN MAKSUD YANG LAIN.
KAMI MOHON AMPUN DARI SEKALIAN NIKMAT YANG ENGKAU BERIKAN PADA KAMI KEMUDIAN KAMI GUNAKAN UNTUK MAKSIAT
YA ALLAH ………. RIDHAILAH LANGKAH –LANGKAHKU UNTUK MENUJU -
JALAN – MU. ……
AMIN. (Dari Doa istriku )

PIKA MESE-MESE

PIKA MESE-MESE


Mae lolooko ipika mese-mese…
(terjemahan bebasnya berarti mari kita bergandeng tangan erat-erat)

Sepenggal kalimat diatas yang mengawali tulisan ini,mungkin bisa kita sebut sebagai “jingle” nya orang SSI (iko Sissodiddo). Kalimat ini mengandung suatu ajakan yang bersifat menyemangati bagi pihak lain untuk membentuk suatu formasi berdiri bersama dengan bergandeng tangan dan saling mempertautkan sikunya erat-erat, sehingga jalinan bergandeng tangan itu menjadi sangat kuat dan sulit ditembus bagaikan pagar betis. Bergandeng tangan artinya juga membentuk ikatan atau penyatuan kekuatan dalam kebersamaan. Ibarat sapu lidi (sasalatolo) yang terdiri dari beberapa batang lidi dan diikat menjadi satu, akan mempunyai manfaat dan kekuatan untuk menyapu, lain hal nya bila lidi-lidi itu terlepas dari ikatannya, satu batang lidi tidak akan mempunyai kekuatan untuk menyapu,kalaupun kita paksakan kemungkinan besar akan patah.

Bergandeng tangan bisa dimaknai sebagai membentuk keakraban,tanpa membedakan siapa aku dan siapa dirimu, tidak memandang status,pangkat, maupun kedudukan. Siapa saja yang berada di samping kita, raih tangannya kemudian pegang dan gandeng dengan erat, demikian terus menerus membentuk suatu rantai yang panjang….

Orang yang sedang saling bermusuhan biasanya sulit untuk bersedia bergandeng tangan, karena itu supaya bisa bergandeng tangan dengan erat dengan suasana suka cita tentu kita harus menanggalkan semua penyakit hati seperti irihati,dengki,benci ,dendam dll, supaya bisa saling menghargai,menghormati,dan memahami sehingga yang ada hanyalah sukaria,keakraban,dan kehangatan dalam kebersamaan.

Dalam konteks kekinian karena kendala lokasi dan waktu mungkin sulit untuk selalu bermakna secara harfiah seperti itu. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan zaman menuntut kehidupan dengan mobilitas yang tinggi, sehingga arus migrasi tak bisa dihindari. Banyak sanak saudara yang karena tuntutan kehidupannya sehingga berpencar jauh di rantau,dan beberapa kendala menjadikan mereka yang telah “hijrah” ini tidak bisa selalu mudik secara periodik. Alhasil kemungkinan sesama saudara menjadi saling tidak mengenal lagi.

Itulah yang diupayakan untuk tidak terjadi, meskipun hidup jauh di rantau orang, tanah kelahiran tetap bersemayam di hati, dan manakala “bertemu” dengan sanak saudara sekampung itu akan menjadi suatu kebahagiaan tersendiri yang sulit dilukiskan dengan kata-kata, bagaikan menemukan sebuah oase di tengah gurun, merasa menemukan keteduhan ditengah kegersangan…

Zaman terus berkembang dan berkat kemajuan teknologi dan informasi kini jarak bukan lagi menjadi penghalang untuk berhubungan. Surat,telephone, sms, dan internet,merupakan sarana yang mampu memperpendek jarak, sehingga kita bisa tetap saling berkomunikasi meskipun berada pada lokasi yang berjauhan. Hubungan persaudaraan bisa tetap terpelihara meskipun terpisahkan jarak ribuan mil.

ipika mese-mese…
menjadi “jingle” yang akan selalu mengingatkan kita supaya tidak lupa pada upaya untuk terus memelihara jalinan tali silaturahmi,
karena pada hakekatnya ipika mese-mese …adalah ajaran yang mengarah pada usaha-usaha dalam membentuk, memelihara dan mempertahankan tali silaturahmi, agar jangan pernah terputus dan bercerai berai, karena di dalamnya mengandung hikmah dan makna yang sangat besar.Bisa menjadi sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa-dosa, menjadikan sebab tercurahnya Rahmat Allah kepada kita, menjadikan sebab keberkahan rizki , sehat, dan panjang usia,dsb.dsb

Silaturahmi bersifat mutlak dan umum,dapat dilakukan dengan “apa” dan “bagaimana” saja karena tidak terikat oleh cara dan waktu tertentu dan juga tidak disertai dengan maksud-maksud tertentu. Artinya selalu membuat dan memelihara hubungan baik setiap hari bahkan setiap saat dengan siapapun ,kapanpun dan dimanapun.
Silaturahmi tidak terbatas hanya di hari raya, dan bukan sekedar bersalam salaman,atau kirim parcel apalagi bila dilandasi dengan maksud-maksud tertentu untuk memperoleh suatu keuntungan (istilah ngetrendnya sekarang silaturahmi politik).

Silaturahmi dalam makna harfiahnya adalah “menyambungkan kekeluargaan”, dalam makna yang lebih luas pengertian kekeluargaan ini bukan saja hubungan sekeluarga sekandung atau kerabat dekat satu keturunan, tapi bisa lebih luas, menjadi sekampung, sedaerah, se profesi, dan senegara.


itulah sebabnya sehingga orang tua-tua selalu berpesan pada kita untuk selalu “Mae lolooko ipika mese-mese…” hidup rukun dan damai supaya tidak putus hubungan dengan sanak saudara.
Memelihara silaturahmi artinya membina hubungan baik dengan kerabat,sanak keluarga,tetangga,handai taulan, dan siapa saja sehingga membentuk suatu ukhuwah,bukan saja ukhuwah Islamiah melainkan juga ukhuwah secara universal dengan siapa saja tanpa memandang pangkat,martabat dan agama.
Setiap nasehat dari orang tua-tua sungguh tidak pernah sia-sia, pasti selalu terkandung maksud baik dan demi kemudahan hidup bagi anak-anaknya.

pika mese-mese…
adalah suatu konsep hidup, jika selalu diingat dan dilaksanakan jaminannya adalah kemuliaan.
Rante pika-pika pande sei pika, Upu pikalouhata ile pande ipika, Pika lolooko iuna isai, Mae kaa dima sane tua sane
Mae lolooko ipika mese-mese…


Bandung, 06 Januari 2008
Upang Pattisahusiwa

Sahoa

Masih tentang Osahoa,Misahoa......

Salut ada yang mampu mengangkat masalah ini kepermukaan, mungkin memang kita perlu “menggugat”kebiasaan yang kita pandang memiliki effek negatif ini.
Kita memang tidak dapat mengubah suatu kebiasaan yang telah sedemikian lama terpateri dan membudaya, namun kita bisa memulai kebiasaan baru untuk merevisi kebiasaan lama agar menjadi lebih baik dan dapat menjadi suatu system yang dengan sendirinya kelak dapat memajukan kuamanno. Apa yang telah terpateri dalam budaya lama, biarlah berlalu bersama berputarnya zaman. Budaya baru bisa diawali dari diri sendiri (iko aisako, kukeluarga, tua kuanao).

“Mudah mengungguli seorang pendahulu, tetapi tidak mudah diungguli oleh seorang pengganti”(Eiji Yoshikawa,Musashi,Gramedia 1985). Sepertinya begitulah sifat dasar setiap orang, menggebu, bersemangat dan optimis untuk mencapai sesuatu. dan Setiap posisi tertinggi yang telah mampu diraihnya dan dirasa cukup nyaman ingin rasanya bisa langgeng, sebisa mungkin tidak ingin melepaskannya untuk dilanjutkan oleh seorang pengganti, bahkan bila memungkinkan ingin menikmatinya seumur hidup, seolah-olah lupa pada kenyataan bahwa bumi ini berputar, umur manusia berjalan terus seiring berlalunya jaman…

Osahoa,misahoa…
mungkin bisa diterjemahkan sebagai bentuk “ketidakrelaan” setiap orang untuk diungguli oleh seorang pengganti. ketidak relaan itu terbungkus rapi dan dikemas dalam satu kebiasaan turun temurun sehingga mentradisi membentuk suatu budaya feodal yang seolah-olah kalau dijalankan menjadi tabu / pamali (jawa:ora elok), padahal secara nyata bahwa yang demikian itu sungguh tidak mempunyai effek membangun sama sekali, yang terjadi justru sebaliknya dapat membunuh imaginasi,dan mematikan berbagai inovasi dan kreatifitas yang sedang tumbuh dalam semangat kaum muda.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menyemangati setiap ide dan gagasan yang muncul, karena dalam setiap gagasan sesungguhnya sudah disertai dengan perangkat untuk pencapaiannya. Bila gagasan cemerlang muncul dari kalangan muda, tentu kita berharap dari kalangan tua cukup memberikan semangat dan doa restu saja, karena yang dibutuhkan oleh orang muda sebenarnya “hanya” itu. Tapi bila kalangan tua terjebak menjadi kurang bijak karena terkesan menyepelekan dan merendahkan setiap gagasan, tidak mustahil akan menimbulkan pesimistis dikalangan muda. Kaum muda merasa tidak perlu melakukan sesuatu karena semuanya seolah dianggap tidak penting. Demikian akan berlangsung terus menjadi tradisi turun temurun, hanya itupa iinu kopi tua ihetu ku kewel tua imuwoooo…na laaaa…..dan hanya bisa membanggakan kejayaan masa lalu tanpa mencoba membuat sesuatu yang bisa untuk dibanggakan di masa depan.

Bandung, Desember 2007
Upang Pattisahusiwa[/size]

Dari Pulakauwoni

Dari Pulakauwoni

Beberapa Sissodido berjalan beriringan menuruni Pulakauwoni menuju ke arah Huwanai masing-masing membawa “hahalanno “(pikulan) yang berisi muatan penuh dan cukup berat. Apa gerangan isinya, yang pasti tentunya perolehan dari hasil hutan yang baru di dapat dari dusunnya. Entah hasil hutan apa yang baru dipanen, kelihatannya sesuatu yang bukan tergantung pada sasi.
Semangat berjalan mereka menunjukkan rasa bangga yang membusung di dada karena bawaannya pastilah sangat dinanti dan dielu-elukan banyak orang, dan ia akan merasa lega dan bisa berpuas diri karena dalam bayangannya telah ikut berperan sebagai orang yang berjasa mengusung sesuatu yang bermanfaat bagi negerinya.
Beberapa mata tertuju ke arah mereka dengan rasa penasaran karena ingin tahu barang apa sesungguhnya yang ada di dalam pikulan mereka karena tidak terdeteksi dari kejauhan, namun tidak sedikit yang cuek beibeh tidak memberikan perhatian karena menurut anggapannya apapun barang bawaan mereka pastilah bukan hal baru yang akan membuatnya tercengang.
Perjalanan mereka sebenarnya cukup menguras tenaga karena medan yang dilalui jalannya berliku, naik turun dan terjal. Tapi medan tempuh yang demikian rupanya tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus berjalan. Semangat pengabdian, semangat perjuangan, semangat pantang menyerah dan mungkin juga semangat yang muncul dengan sendirinya karena setiap ada orang yang memandangnya dengan takjub berarti spirit tersendiri baginya karena hal itu akan memacunya untuk terus melangkah menempuh perjalanan yang bagaimanapun keadaanya.
Setelah singgah sebentar di Huwanai mereka kembali meneruskan perjalanan menuju Sadewa. Agak mengherankan sebenarnya mengapa mereka menempuh perjalanan berkeliling melewati dusun-dusun yang jauh, padahal banyak jalan pintas kalau memang hendak langsung pulang. Mungkin karena ada keperluan ini dan itu yang lain atau sekedar melihat keadaan disana, atau mungkin juga mereka sedang menerapkan pepatah “ sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui” namun dalam konteks di daratan sehingga menjadi “sekali berjalan dua atau tiga dusun terlewati…. “.
Belum sampai di kampung, namun pada jarak yang relatif makin dekat mulai terlihat apa isi pikulan mereka, karena penasaran orang semakin berkerumun untuk melihat lebih dekat isi bawaan mereka.
O..la..la….
Apa gerangan isi pikulan mereka? Tak sulit untuk ditebak, jauh-jauh dari Pulakawoni tentunya barang bawaan mereka ya hasil terbesar dari dusun itu, yang tak lain dan tak bukan adalah lahuwollo yang berasal dari pohon nawallo alias gamutu ! (orang Jakarta bilang jadinya ga’ mutu ‘kalee…..)***Just Kidding***

Wassalam
Upang Pattisahusiwa

Adakah rahasia dibalik nama SSI ??

ADAKAH RAHASIA DI BALIK
NAMA SIRI SORI ISLAM?



Sebagai anak negeri yang dilahirkan dan dibesarkan dengan adat istiadat kuamanno ataupun yang kemudian besar di rantau orang, kemungkinan tidak pernah terlintas sama sekali dalam pikiran kita, mengenai adakah rahasia dibalik nama Siri Sori Islam ? benarkah ada makna lain dibalik nama kuamanno itu? atau mungkin bahkan sebagian dari kita sependapat dengan shakespeare apa arti sebuah nama?
Kalau kita berhenti pada Shakespeare,maka tulisan inipun hanya akan berhenti sampai di sini.

Bagi William Shakespeare, boleh-boleh saja sebuah nama itu tidak ada artinya. Lain halnya bagi Muslim, sebuah nama tidak hanya berfungsi sebagai panggilan saja, tapi lebih dari itu. Nama berarti sebuah harapan baik…….
Nama telah ada sejak zaman Nabi Adam a.s.

وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" (Al Baqarah 31)

Benarkah kata "Siri sori” berasal dari kata “…sirri sarri…”? (dalam bahasa arab artinya rahasia yang sangat dirahasiakan) yang telah berproses dan mengalami pergeseran bunyi menjadi “siri sori”?
Jika kita berasumsi bahwa Siri Sori Islam berasal dari kata “Sirri sarri Islam” terjemahan bebasnya kemungkinan menjadi “Rahasia Islam yang tersembunyi” atau “Islam rahasia yang tersembunyi”?
Keduanya tentang rahasia, rahasia apa dan bagaimana sebenarnya yang melingkupi kita? benarkah Siri Sori Islam adalah suatu rahasia? Benarkah kita adalah bagian dari suatu  rahasia? Ataukah justru kita inilah rahasia?.

Pengertian rahasia, maknanya bisa sangat luas, mungkin tidak hanya secara fisik seperti kondisi lokasi geografisnya saja, mungkin rahasia itu juga meliputi asal-usul, kondisi sosial budaya (sosio cultural) termasuk adat istiadat dan agama masyarakatnya.

Dalam beberapa kesempatan bertemu dan berbincang dengan orang tua-tua, saya selalu mencoba bertanya barangkali ada sepenggal “kisah” yang beliau ketahui, siapa tahu bisa disambung dan di gabungkan dengan penggalan kisah-kisah lainnya.

Menurut Bapak Haji Ma’ruf Saimima, kita mempunyai sejumlah koleksi pustaka sebagai peninggalan dari tete Haji Abdul wahab Saimima atau yang lebih dikenal dengan nama tete Ambong. Jumlahnya cukup menakjubkan, yaitu sekitar 700 kitab kuno bertuliskan arab gundul yang lebih dikenal dengan kitab kuning. Kitab-kitab tersebut konon tersimpan rapi di keluarga Bapak Haji Ma’ruf Saimima di Amanno,dan selebihnya ada tersimpan pada keluarga lain (jumlahnya belum diketahui secara pasti).

Apa artinya sebuah kitab ilmu yang tersimpan rapi di lemari dan hanya menjadi pajangan bila tidak dipelajari? Kitab dengan tulisan arab gundul itu belum diketahui secara pasti ditulis dengan bahasa apa? Arab, Belanda, melayu,atau bahasa tanah?. Sayangnya pada saat ini makin sedikit dikalangan kita (mungkin bahkan nyaris tidak ada) yang mampu membaca,menterjemahkan, dan menafsirkan tulisan arab gundul.
Mungkin karena pada generasi sebelumnya sampai generasi kita sekarang ini belum ada yang benar-benar memberikan perhatian serius mengenai hal ini,sehingga “transfer budaya” terkesan agak terputus.

Kuamanno yang selama ini dikenal begitu kuat dan mempunyai kharismatik tersendiri bagi wilayah sekitarnya, mungkin memang demikianlah adanya. Kejayaan masa lalu para moyang kita dalam mempertahankan dan melindungi Amanno sejak dari jaman dulu sering kita dengar secara turun temurun dalam bentuk kisah-kisah yang kental dengan genre goib, jangankan bagi masyarakat luar yang mungkin sangat sulit untuk memahaminya, karena kita sendiripun (generasi sekarang) sulit mengerti secara akal/logika.

Seperti misalnya pada kisah tentang seorang nenek bernama Upu Napisah Patti,saat itu ia berada sendirian di daerah Wai, sekitar 4 km dari Siri Sori Islam. Tiba-tiba beberapa serdadu belanda datang untuk menangkapnya, apa yang terjadi kemudian? sepanjang malam sampai pagi hari para serdadu belanda itu tetap diam berdiri tegak tidak dapat melakukan sesuatu, seakan-akan mereka sedang tidur berdiri, sampai kemudian Upu Napisah “membangunkan” mereka….kemudian para serdadu itu meminta maaf dan mohon ampun karena mereka telah berniat buruk terhadapnya.
Sejak itu kisah tentang Upu Napisah tersebar luas sampai ketelinga para serdadu belanda lain dan warga kampung sekitarnya bahwa Siri Sori Islam sangat kuat dalam perlindungan goibnya.
Pada jaman pemerintahan Belanda kuamanno selalu menjadi incaran pihak Belanda untuk dimusnahkan, tapi Alhamdulillah Amanno terjaga dengan rapi sampai hari ini. Hal ini tentu tidak terlepas dari penjagaan para pendiri dan para leluhur kita di amanno, meskipun secara syariat mereka sudah tidak ada namun secara hakikatnya dengan seijin Allah SWT kita tetap berada di dalam pengaruh mereka, karena Segala sesuatu itu berada dalam perlindungan Allah SWT, dan atas kuasa Nya diturunkan para malaikat untuk menjaga kita yang dalam penampakannya diserupakan dengan para leluhur kita.

Tidakkah hal ini membuat kita ingin tahu dan penasaran? Amalan apakah kiranya yang mereka lakukan sehingga Allah berkenan memberikan penjagaannya yang begitu ketat terhadap amanno tua iko lolooko sampai sekarang dan semoga terus berlangsung demikian hingga akhir jaman.
Apakah sebenarnya rahasia yang tersimpan rapi dalam kitab-kitab peninggalan mereka? Adakah yang mereka telah lakukan, tapi kita belum melakukannya?

Bandung, Desember 2007
Upang Pattisahusiwa

seputar Amanno

Seputar Amanno

Kebesaran kampung di masa lalu yang menjadi kebanggaan kita di masa kini tidak pernah luput dari kritikan. Kebesaran masa lalu yang masih terkenang dan menghiasi setiap kalbu anak negeri mestinya bukan sesuatu yang perlu dikritisi bahkan dirisaukan sedemikian rupa, Itu adalah mindset, sebagaimana setiap bangsa lain di dunia yang selalu merasa sebagai bagian dari suatu bangsa yang besar.

Kritikan terus mengalir dari sana-sini dari waktu kewaktu tetapi kebanggaan itu ternyata tidak pernah surut langkah dari dalam benak setiap anak negeri, kalaupun kritikan itu menghasilkan dampak mungkin hanya sebatas secara lahiriah akan surut intensitasnya, akibat orang menjadi takut, tidak percaya diri dan malu atau khawatir kalau akan dianggap rendah atau nyata-nyata akan direndahkan apabila selalu mengungkap akan kebanggaannya. Padahal diam-diam semua mengakui, mengagumi, dan benar-benar bangga akan kebesaran negerinya. Itu menunjukkan bahwa kebesaran masa lalu sungguh suatu kebesaran mengagumkan yang terukir di atas batu pualam berkualitas tinggi dan tidak lekang oleh jaman. Bagaikan bintang di langit nun jauh disana mungkin materinya sudah tidak ada karena telah lama musnah, namun cahayanya masih tampak dari tempat kita memandang. Kalau saja kebesaran itu hanya terukir di pasir pantai, tentu sudah sejak lama tersapu ombak dan hilang ditelan jaman.

Dampak lain dari kritikan itu lama kelamaan orang akan menyembunyikan kebanggaannya mengenai kebesaran negeri supaya dianggap bisa berdiri sama tinggi dengan orang-orang pandai. Pada turunan kesekian dapat dibayangkan kebesaran itu akan benar-benar sirna dari peredaran, dan atas dasar rasionalitas gaungnya tidak akan terdengar lagi……

Kebanggaan muncul bukan sebagai doktrin, bukan juga sebagai kewajiban. Secara langsung atau tidak kebanggaan muncul dengan sendirinya karena proses pembelajaran yang tidak pernah selesai dari waktu ke waktu melalui transfer pengetahuan dan transfer budaya dari satu generasi ke generasi. Proses pembelajaran yang tidak pernah selesai itulah yang disebut kehidupan, dan bagi jiwa-jiwa yang telah “terbukakan” pasti akan ada makna yang bisa ditangkap untuk dipejari bagi perbaikan kualitas hidupnya. Proses itu terus berlangsung secara alamiah jadi rasanya menjadi kurang bijak kalau kita mengkritisi dengan membandingkan pencapaian-pencapaian yang telah diperoleh menggunakan tolok ukur material pengetahuan yang terkotak-kotak seperti sekarang ini

Kebesaran itu bukan hanya milik masa lampau. Kebesaran itu adalah “marathon”, jangka panjang, meliputi semua hal yang kecil maupun yang besar. Kita semua adalah bagian dari kebesaran itu sendiri. Sepanjang perjalanannya negeri tetap dalam kebesarannya yang kharismatik sampai sekarang, karena terjaga dan terlindungi oleh pagar dan benteng-benteng yang kokoh mahakarya para pendahulu kita. Kebanggaan adalah wujud dari rasa syukur. Tanpa ada rasa syukur kita menjadi tidak tahu kapan saatnya “berterimakasih”.

Bandung, Des 2009
Upang Pattisahusiwa

Amanno sekarang

Amanno Sekarang (2009)



Ini dia foto Amanno sekarang,
dibuat sekitar pertengahan tahun 2009, diperkirakan sekitar beberapa puluh t
ahun kemudian setelah foto lama dibuat.

Perubahan sangat kontras terlihat dari rimbunnya pohon-pohon besar yang tumbuh di halaman rumah Upu Aiyao yang pada tampilan foto lama masih berupa tanah lapang, Namun hal utama yang nyaris tidak mengalami perubahan juga tampak jelas dalam lay out badan jalan yang lurus dan menggunakan pola persegi seperti lay out tata pemukiman terencana pada masa sekarang. Tampaknya sejak jaman dulu pembangunan negeri sudah dirancang sedemikian rupa menggunakan dasar-dasar ilmu yang bahkan mungkin pada saat itu belum muncul istilah seperti ilmu tata kota dan atau tata pedesaan .

Biasanya perkambungan lama tradisional terbentuk tanpa suatu pola tertentu, pemukiman penduduk tersebar secara acak, umumnya rumah-rumah menghadap arah tertentu dengan orientasi pada arah mata angin, sungai, atau laut. Sangat jarang dijumpai pada pemukiman penduduk tradisional yang berorientasi ke jalan raya.
Apa yang terlihat di negeri SSI ini, tidak seperti itu, pendek kata bisa dikatakan bahwa negeri tua itu di bangun berlandaskan perencanaan modern, justru pada saat istilah modern itu sendiri belum muncul.
Luar biasa.....

Amanno tempo doeloe

AMANNO TEMPO DOELOE


Inilah foto Amanno tempo doeloe, diperkirakan foto ini dibuat jauh sebelum tahun kemerdekaan Negara Republik Indonesia 1945.
Informasi yang diberikan sebagai penyerta foto ini sangat sedikit, tahunnyapun cukup "meragukan" bagi penduduk negeri yang sangat mengenal keadaan negerinya, tapi untuk menguraikan "hasil" identifikasi foto tanpa "dasar" juga akan terkesan gegabah.
Karena itu foto masa kini (2008) sedang sangat dinantikan karena dimungkinkan "misteri" tahun pembuatan foto ini bisa  terbaca dengan foto keadaan masa kini.

(Diperkirakan foto ini dibuat antara 1898 - 1928)



Tabea2

T A B E A.....AA.....(2)


SEI ILE IULIYA NI ULUTOTU LE ILENIA NI SALAMAT
BARANG SIAPA YANG SELALU BERSAMA ATAU SELALU INGAT PADA KETURUNANNYA INSYA ALLAH DIA AKAN SELAMAT

Surah Ali 'Imran 103
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
SOPAMENA
WATTIHELU
SALLATALOHI
SAIMIMA
PATTISAHUSIWA
PIKALOUHATA
SANAKI
TEPASIWA
SOPAHELUWAKAN
PATTY
PAHAPULUA
TUHEPALY
KAPLALE
POLHAUPESSY
PELUPESSY
TOISUTA
MATUSEYA
SAHUPALA
HATALA
PATIIHA
HOLLE
MASAHEDUPIKAL
TOEKAN
SOO
LAWHATTA

Bandung, Juni 20008
Upang Pattisahusiwa

Trah

TRAH

Trah atau sil-silah keturunan kini sedang ngetrend hampir di semua lapisan masyarakat, seolah-olah kini orang baru "sadar" perlunya menjalin tali silaturahmi dan untuk itu mulai tumbuh semangat untuk menyelusuri "pohon" keturunanannya.
Ini budaya baru yang semakin marak untuk mengisi acara mudik lebaran. Awalnya mungkin memang sengaja "memberdayakan"mudik secara lebih organisatoris dan terkoordinasi. Akhirnya makin kokohlah upaya untuk melestarikan mudik lebaran karena pentingnya acara kumpul basudara dalam arti yang sebenarnya.

Tabea3

TABEA..A..A…(3)

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Berikut ini adalah :
PARA PENJAGA AMANNO
1.PARA WALI ALLAH SIWAKA HAITO MANUHUA
PIMPINAN :
SAMADE KAWAL MUSA YARIMAHU
(KAPITANG KAWAL )
WAKIL:
ABDUL GANI MAKU ARU
ANGGOTA :
•MUHAMMAD TIBLATI
•ABUBAKAR ZALITA
•KADIR SIDI
•UMURI ‘ALI
•MUHAMMAD ZA’FAR
•QAF BIB GHAZALIA
•KAKI PUTIH SIRI GHATI

2. PARA WALI ALLAH SIWAKA HAITO SALAIKU
PIMPINAN :
SOUMETE (nama asli: SOUMETE TITA NUSA NUR ‘AINI NUR MAS SYEH MAULANA YUSUF WALI ALLAH SOPAMENA)
WAKILNYA :
ABDULLAH MAKU ARU
ANGGOTA :
•SRI KARTIKA(Tempat Kramatnya di TITALO – KARAPODI )
•SAYYIDINA RAHIIM(Tempat Kramatnya di Sekolah TEREM Sidawallo )
•SAMSUDIN GAMBALAN(Tempat Kramatnya di belakang Bapak Mun tepasiwa AIPE )


3.PENJAGA AMANNO NI OSONNO

MUHAMMAD ALI ZUHI AL-QUR’AN (dari marga Sanaki)
PENGAWALNYA MAALIKIYANA KAFIULLALE (dari marga Kaplale)

4.PENJAGA SEMUA PESISIR PANTAI
(mulai dari HAITO salaiku EHUSA HAITO manuhua)

MOYANG-MOYANG
•AFTA
•AFTI
•PAUTA
•POIWATA
•SARIBUNGA
•NUR LAM-LAM NUR MAS
•NUR MIM- MIM NUR MAS


Bandung,Desember 2007
UPANG PATTISAHUSIWA

Tabea1

TABEA,...A..A…(1)

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

SALAMANO HATU HALA WAE UMUSUHI IKALUS UGINA ALE – ALEI,
SESAL UPU AMA DAN UPU INA, GEMA AMANO GIGELE HAKENA,
GEBUI SAKU ALANE SALENA….
SIO..O..O. UPU AMANO..O UPU PINANO..O
MIYAUPUWO SITINE SINAA NUSA-NUSA EKA A NUSA-NUSA MIPIKA MESE-MESE
TAU BOLEH SUPITI SANE NEKOTU MIYAUPUWO
TAUBOLEH DETITO SANE NEKUTU MIYAUPUWO

TABEA,...A..A…UPU LATULO

UPU PIKA LOUHATA
UPU LOHILO MANUPUTI
UPU ABUASA LATULO
UPU ALIWANTA LATULO
UPU HAHOSAN LATULO
UPU SAMADUN - SAMADUN LATULO
UPU AMERA LAUT
UPU MASAPAHIT LATULO
UPU AIPASA LATULO
UPU AGAMAO
UPU SOUMETE,
TULA MUTUMATAO DIHUSIWA, UTUNSIWA,
HUSSIWA, LELA SIWA,
DESI TUMATOLO.

MIMONO ALO TIMULLO KE, MIMONO ALO MAKAMALLO KE,
MIMONO ALO HALATOLO KE, MIMONO ALO UTARA KE,
MIMONO ALO BAGDAD KE, MIMONO ALO TANJONG SIAL KE,
MIMONO ALO IRIAN KE, MIMONO LAUTAN KE,
MIMONO ALO DARATAN KE, …
HIYALE AMPATA SAILLO, UWOI NANE NUSA HANODDO,
MISARIRI MAE… TULA MIBOKIYO…O…O, TULA MININI AIYOOO,
TULA MISAGALA RUPA, ..MAE IATOR KUSOUWO,
NALA SEHINGGA IJAGA AMANNO ELAU, MULAI HIYADE HAITO MANUHUWA,
NA NEHUSA HO HAITO SALAIKU, IJAGALO IMESE,IMESE,IMESE,IMESE,IMESE, …MAUPUN LAUTAN, MAUPUN DARATAN,…MIAUPUO PATA SESEIYO MISEI TUASI MIKI MIKI, JADI MAA LOLO OKO ITAHANG MESE-MESE IJAGA AMANNO ELAUW,……. ..TAUBOLE SUPITI SANE NEKOTU AMANNO ELAU , TAU BOLE DETITO SANE NEKOTU AMNNO ELAU,..DEEEE,…PATANA KABAR AHYAIDO KE MIDEPA A WAU MIMALAHITO SILAU,ATAU SINAA NUSAO…. HE SUPAYA MIYAUPUO SITUPA OOO SIHOTO NALAMI, SI SEI YO SI HOTO NALAMI,…
TABEA UWAU POWO, UKAPITANO, GURU AWAL NAA ELAI AKHIR
(ditulis kembali oleh: Upang Pattisahusiwa)

Jembatan (sebuah tanggapan)

Jembatan (sebuah tanggapan)

Assalamu”alaikum …
Saya mencoba menanggapi tulisan saudaraku Fahmi Salatalohy. Tulisan yang begini akan bikin rame forum dalam pengertian positif, berbagai opini diharapkan dapat tertuang semua di forum. Semoga saja bisa menjadi masukan bagi pihak yang berwenang maupun pihak yang berkepentingan. Semoga apapun yang tertuang tidak diterjemahkan sebagai suka atau tidak suka, melainkan sekedar polemik pada tulisan saja.

Ibarat pepatah mengatakan “rambut sama hitam tetapi pikiran pasti berbeda-beda”, artinya dalam memandang segala sesuatu setiap orang pasti akan berbeda-beda out putnya, itu karena dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kacamata (termasuk yang tidak pakai kacamata sekalipun), sudut pandang (bisa antara 0 – 360 derajat), dan lokasi serta ketinggian posisi kita saat memandang.

Saya misalkan seseorang yang berdiri di atas permukaan tanah hanya akan mampu memandang dalam radius beberapa meter saja sesuai ketinggiannya, kalau berada dipuncak menara atau tower maka radius jarak pandangpun makin jauh,lebih-lebih lagi kalau kita naik ke atas gunung yang tinggi, dengan sendirinya jangkauan pandangan kita pun makin luas radiusnya, apalagi kalau kita mampu berada pada posisi melebihi tingginya gunung yang tertinggi, umpamanya dari udara atau melalui satelit, maka jangkauan pandangan kitapun akan jauh lebih luas lagi.

Pada hakekatnya cara pandang kita tidak semata-mata dipengaruhi oleh tinggi rendah posisi secara harfiah saja, kita harus mampu memaknainya lebih dari itu artinya tingkat pendidikan, pemahaman, dan pengalaman sangat dominan ikut berpengaruh.

Satu konsep lagi yang kita tidak boleh lupa adalah bahwa “segala sesuatu yang terjadi tidak pernah luput dari pandangan Allah swt”.
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS 64:11).

Kalau kita tidak melihat sesuatu manfaat atau kegunaan atas segala sesuatu, kemungkinan besar adalah karena kita belum mempunyai tingkat pemahaman untuk ke arah itu. Makanya kita dianjurkan  untuk selalu berprasangka baik saja, mengingat apa yang kita pikirkan berarti itulah harapan.
“Innadzanna fainnadz dzanna aqdabul hadits “Sesungguhnya baik sangka itu dosa dalam perkataan” (al-Hadits)

Setelah kita menentukan seorang pemimpin hasil pilihan kita sendiri, semestinya kita mendukungnya dengan memberikan kepercayaan seluas-luasnya dengan rasa cinta, menghormati keputusannya, dan senantiasa mendoakannya. Karena pemimpin yang baik adalah yang mencintai dan dicintai oleh rakyatnya serta selalu mendoakan dan didoakan oleh rakyatnya.

Dalam skala nasional, yang terjadi justru sebaliknya. Situasi menjadi lebih amburadul Mungkin memang sekarang ini sedang jamannya, karena makin banyak orang yang merasa lebih pandai sehingga makin banyak pula orang yang pandai mengkritisi kebijakan pemimpin yang sedang berkuasa, seolah-olah semua yang dilakukannya tidak ada yang benar, sehingga perlu dikritisi, diawasi, dan dicurigai secara terus menerus. Kita nyaris tidak pernah mencoba menerapkan perasaan “emphaty” ketika sedang bertindak demikian. Lalu dimana tenggang rasa untuk saling mencintai, saling mempercayai, dan saling menghormati serta saling mendoakan?

Alangkah indahnya kalau Amanno jadi negeri impian yang mampu menjadi potret pemerintahan Islami dan ideal, sebagaimana yang dicontohkan dalam pemerintahan Rasulullah.
Modal utama sebenarnya sudah nyata, karena semua penduduk negeri adalah muslim, jadi setidaknya sudah satu fisi, dan banyak warga Sissodi yang berpendidikan tinggi, dan berhasil menjadi pemimpin di rantau (baca: “Profile Tokoh SSI” tulisan Dino Pattisahusiwa-red) artinya negeri sudah sangat terbuka dan akses luas terhadap kemajuan dari “dunia luar” dalam berbagai bidang termasuk budaya,pendidikan,teknologi & informasi.
Mungkin Kekurangannya…… “hanya” masalah persatuan dan kesatuan sesama iko Sissodido!! dengan menggunakan perumpamaan sasalatolo sebagai gambaran sebuah persatuan dan kesatuan (baca: pika mese-mese-red), dalam prakteknya “konsep sasalatolo” ini tampaknya belum “membumi” di iko Sissodido.

Kembali ke masalah jembatan……..
Beta rasa seng ada yang salah deng jambatang itu……. (haa…haa…..ha…..), soal materialnya dari kayu kek, dari beton bertulang kek, atau mungkin ada teknologi tercanggih lai beta seng tahu, yang jelas namanya tetap jambatang tho????
Fungsinya juga seng jauh-jauh sekedar untuk memudahkan katorang naik turun kapal tanpa harus buka alas kaki dan gulung calana, atau katong seng parlu lai gendong dorang karena khawatir basah (kalau seng ada hati angka antua lalu banting akang ka dalang air biar basah sekalian….sioooo…..)
Jadi ya…….bersyukur sekali daripada katong turun di Manuhua?.

Pada umumnya konsep pembangunan mencakup segala bidang,
meliputi fisik maupun non fisik, tapi dalam pelaksanaannya biasanya menggunakan skala prioritas,bagian mana yang paling menyentuh langsung kepentingan masyarakat banyak, dan mana yang berfungsi memicu pertumbuhan. Biasanya sektor yang mampu berfungsi untuk memicu pertumbuhan akan masuk standar prioritas.
Jembatan ini misalnya,termasuk pembanguan infrastruktur yang tentunya diharapkan mampu memicu mobilitas warga menjadi lebih tinggi dan merupakan fasilitas untuk akses keluar yang lebih cepat, effeknya diharapkan mampu menumbuhkan perekonomian setempat menjadi lebih mapan, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan tarap pendidikan dan pengetahuan masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

Anggap saja Jembatan kayu ini adalah proyek uji coba, kalau ternyata manfaatnya luar biasa dan melebihi dari harapan semula, tidak menutup kemungkinan suatu saat kelak Insya Allah dapat ditingkatkan kelasnya. Semoga……..

Atau……ke amaone……tumatao jaiyoooo?.


Wassalam
Upang Pattisahusiwa

Asal usul negeri

Asal Usul Negeri


Louhata Amalatu Siri Sori Islam

Tidak ada catatan tertulis ataupun kapata yang menyebutkan perihal kedatangan orang pertama dinegeri Louhata Amalatu Siri Sori Islam, tetapi dalam cerita-cerita lama banyak mengisahkan tentang orang-orang yang mula-mula mendiami desa Siri Sori Islam adalah orang-orang sakti, dalam pengertian karena mereka adalah orang-orang yang memegang teguh ajaran Islam baik dalam hal ibadah maupun penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, dan memiliki Karamah yang dianugrahi oleh Allah SWT.
Mereka diantaranya adalah :

1.Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana Berasal dari Bagdad Iraq, beliau meninggalkan negeri asalnya bersama Syeh Abdul Aziz Assagaf ( Maulana Malik Ibrahim ) sekitar abad ke 12 M dengan tujuan menyiarkan Agama Islam Keseluruh penjuru dunia.
Sekitar tahun 1212 M, mereka tiba disamudra Pasai Aceh. Syeh Abdul Aziz Assagaf menetap di Aceh, sedangkan Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana melanjutkan perjalanan menuju wilayah Timur dan tinggal didaerah Buton Sulawesi Tenggara ( 1213 M) dan mendapat gelar Ode Bunga (Ode Funa).

2. Zainal Abidin Al- Idrus
Berasal dari Bagdad Irak, tiba disemenanjung Malaysia pada tahun 1212M, kemudian menuju ke pulau Sulawesi dan sampai didaerah Selayar sekitar tahun 1214 M dengan misi yang sama yaitu menyiarkan Agama Islam.
Akibat perang antara kerajaan Goa di Makassar dan Kerajaan Buton di Sulawesi Tenggara, maka Zainal Abidin Al Idrus bertemulah dengan Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana, keduanya kemudian sepakat untuk meninggalkan pulau Sulawesi dan menuju Maluku (Almuluqun). Untuk melanjutkan misi yang sama yaitu menyebarkan Islam secara lebih luas lagi.

Sampai dikepulauan Maluku keduanya singgah di Nusa Iha (Pulau Saparua) tepatnya di negeri Louhata Amalatu digunung Elhau yang pada waktu itu belum mempunyai nama. Digunung inilah Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana mendirikan kerajaan Ama Iha, dengan gelar Sayyidna Baraba. Selama memimpin kerajaan Ama Iha beliau menikah dengan Nyai Mara Uta adik dari raja Pati kaihatu dari negeri Oma Pulau Haruku. Dari perkawinan ini beliau memperoleh 5 orang anak terdiri dari 4 putra dan satu putri yaitu :
-Nunu Mahu, yang kelak dikemudian hari menurunkan marga Wattihelu (cikal bakal marga Wattiheluw)
-Tabdede(Tablele) kelak dikemudian hari menurunkan marga Latuconsina dinegeri Pellau pulau Haruku.
-Haris Hamza mendapat gelar Kapitan Juma’ate dinegeri Laimu Pulau Seram.
-Musa Hari Mullah ( Kapitan Kawal) yang kemudian menurunkan marga Wattihelu, sopacoa, sopacoaperu dan talawa( dikisahkan kapitan Kawal tidak pernah menetap disuatu tempat) beliau selalu bepergian untuk menjelajahi seluruh wilayah Nusantara dan disetiap daerah dimana beliau singgah dan menetap selalu meggunakan nama yang berbeda .
-Mananeuna (anak perempuan satu-satunya)menikah dengan kapitan Raiyapu yang menurunkan marga Toisuta.

Zainal Abidin Al-Idrus
Di kerajaan Ama Iha bergelar “ Somallo “
Beliau menikah dengan Nyai Wasolo (putri Paku Alam dari Kraton Solo). Mereka dikaruniai seorang putra bernama Bahrun. Dan dari Bahrun ini yang kemudian menurunkan marga Holle di Siri Sori Islam.

Akibat perang antara Uli Lima dan Uli siwa, maka Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana dan Zainal Abidin Al-Idrus meninggalkan kerajaan Ama Iha.
Secara Syariat Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana meninggalkan kerajaan Ama Iha, Tapi secara Hakekat beliau mengangkat dan berangkat bersama kerajaan Ama Iha menuju tanah Papua daerah Rumbati.(dikelak kemudian hari anak cucu dari rumbati ini akan mencari tanah asal leluhurnya di Ama Iha Pulau saparua, dengan cara mencocokkan tanah yang diabawahnya dari Rumbati, yang ternyata adalah tanah dari Rumbati itu adalah tanah Ama Iha juga yag dahulu dibawah oleh Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana Saniki yarimullah dari Ama Iha menuju Rumbati).
Sedangkan Zainal Abidin Al-Idrus menuju pulau seram bagian selatan tepatnya di negeri Sepa. Disini beliau mendapat gelar Kapitan Tihuruwa (kapitan dari saparua).
SYEH ABDURRAHMAN ASSAGAF MAULANA DI TANAH PAPUA

Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana Secara hakekat membawa istri dan kerajaan Ama Iha menuju tanah Papua (Tanah Rumbati Yoni Epapua) sekarang masuk wilayah Fak-Fak.
Beliau menginjak kaki kirinya ditanah Geser dan kaki kanannya langsung ditanah Rumbati.
Sedangkan ke lima orang anaknya tetap tinggal ditanah kerajaan Ama Iha( negeri Louhata Ama Latu Desa SSI ).
Dirumbati beliau menyiarka Agama Islam Sekaligus mendirikan kerajaan Woni Epapua dan bergelar “ Koneng Papua “(putra dari Khayangan).
Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana (dikenal juga dengan nama Maulana Saniki Yarimullah) selama berada di Rumbati bersama Nyai Marauta memperoleh Sepuluh Orang anak (tujuh laki-laki dan tiga orang anak Perempuan).
yaitu :
1. Masbait Pusan alias Masapait /Aliwanta Marga Patty di SSI
2. Hahosan alias Abu Hasan Alias Abuasa : bermarga saimima di Ssi
3. Mera Lau : Kapitan Nua Uruwo ( Alifuru ) dipulau Seram
4. Raja ampat Kerajaan Misol ( kepulawan Raja Ampat)
5. Raja Anggaluli : Marga Saimima di Anggaluli Fak-Fak
6. Raja Patiran : Di rumbati Fak-Fak
7. Poi Masa : Marga Maspait Islam,Marga Maspaitela nasrani didesa Key
8. Poi Waru : Raja Fak-Fak ( Marga patagars )
9. Poi sina Raja Kokas (marga Pattimura) dikokas Fak-Fak
10.Kasihanilale (Sultan Banda) : yang kemudian menurunkan marga Patty di Alang pulau Ambon, marga Latu dipulau Seram, dan marga patty di timor-timor).

Pada Akhirnya, Masapait, Aliwanta, Hahosan(Abuwasa), Mera Lau dan Poi Masa pergi meninggalkan Rumbati untuk mencari saudara-saudara mereka yang masih bermukim di dikerajaan Ama Iha (negeri Siri sori Islam).


KAPITAN SILALOI
(LOHILO MANUPUTI/SALATALOHY)


Salah satu kapitan dari tanah papua desa rumbati yang berasal dari suku Ala melakukan perjalanan menuju Seram selatan tepatnya di negeri Hatumeten. Kemudian menikah dengan Nyai Tolansa, dan dari perkawinan itu dikaruniai tiga orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan yaitu:

1.Timamole
2.Simanole
3.Silalohi (lohilo manuputi)
4.Nyai Intan
5.Nyai Mas

Setelah dewasa ketiga orang anak laki-lakinya sepakat untuk pergi meninggalkan Hatumeten. Niatnya ini disampaikan kepada kedua orang tua mereka, sang ibu kemudian mengambil sebuah mangkok untuk membuat sumpah janji dengan meminum tetesan darah dari jari-jari tangan ketiga saudara tersebut, adapun sumpah janji itu antara lain berisi:
Tiga saudara adalah satu gandong(kandung)
Dimanapun mereka berada mereka harus saling melihat antara satu dengan yang lain

Sumpah janji ini bersifat mengikat sampai dengan anak cucu secara turun temurun, kemudian ketiga saudara tadi pergi meninggalkan kampung halamannya di negeri Hatumeten.
Sampai di Hatumari ibu mereka menampakkan diri sedang memegang sebuah mangkuk dan tempat tersebut kemudian dinamakan hatumari. Letaknya kurang lebih disebelah timur negri Tamilou dipulau seram kabupaten maluku tengah. Disinilah Timanole menetap dan berkuasa.

Sementara dua saudaranya yang lain yaitu Simanole dan Silaloi melanjutkan perjalanan menuju nusa Iha di pulau Saparua, dan tiba di bagian timur nusa Iha tepat nya di Siralou (batu Ananas)kemudian Silaloi turun dan naik kegunung Ama Iha(gunung Elhau) bekas kerajaan Ama Iha dan kemudian menetap disitu.

Sedangkan Simanole melanjutkan perjalanan menuju nusa yapono di pulau Ambon kemudian menetap dinegeri Toisapu di Hutumuri (Toisapu dapat diartikan menyelupkan orang kedalam air berkali-kali sampai meninggal karena dianggap mata-mata belanda)
Tidak lama kemudian kedua saudara perempuan yaitu Nyai Intan dan Nyai Mas menyusul mereka. Nyai Mas Sampai di Ama Iha dan menetap dengan Silaloi, Kemudian menikah dengan kapitan Manuhutu dari negeri haria. Sedangkan Nyai Intan terus melanjutkan perjalanan mencari saudaranya Simanole sampai bertemu kemudian menetap bersama Simanole dan menikah dengan kapitan Bakar Besi dari nergeri Waai

Sebagai catatan salah seorang kapitan yang menetap di Ama Iha adalah Ulama’ besar dari daerah Tuban Jawa Timur yaitu Abdullah Sopaleu. Suatu ketika kapitan Abdullah Sopaleu ini mengumpulkan para kapitan di Ama Iha dan mengambil inisiatif sebagai pemimpin pertemuan dan bergelar Pikalouhata.


Ana Latu Warua (Dua anak Raja)


Akibat perselisihan antara kapitan Huameseng dengan raja patiran dikarenakan Hua meseng ingin menikah dengan Poimasa (sala satu saudara perempuan dari sepuluh bersaudara ) ditolak oleh raja patiran sekitar tahun 1283 M, Hahosan, Maspait, Merah lau, serta Poi Masa sepakat meninggalkan kampung halaman(desa Rumbati tanah Papua) untuk mencari saudara-saudara mereka yaitu
Nunu Mahu
Tablele
Haris Hamza
Musa Harimullah(kapitan kawal)
Mananeuna

Menuju kerajaan Ama Iha di Nusa Iha (Saparua)
Sebelum berangkat, mereka mengambil tanah atau Pasir yang ada di Rumbati untuk dibawa serta dengan maksud untuk dicocokkan / ditimbang dengan tanah di setiap tempat yang kelak mereka singgahi, apabila tanah yang mereka bawa terdapat kesamaan/cocok dengan tanah setempat berarti itulah tempat yang mereka cari dan mereka akan menetap disitu.
“Turu lau haito aru laino nepayuna poli-poli,Hi inu sengge yara laa malu-malu, Sooto sa’a tana poli-poli, Poli – poli se emanu laa oo
Timi hatu waiye loto yoni nepapua, Latu taha muli umarole sawa
waelo mara bone oo”

Pada waktu yang telah ditentukan berangkatlah mereka menuju pantai, kemudian Hahosan(Abuwasa) menggambar sebuah perahu diatas pasir, saat pasang air laut menyentuh gambar perahu seketika gambar perahu itu berubah menjadi perahu sungguhan dan siap untuk dipergunakan.
Keempat kakak beradik itu naik kedalam perahu (poli-poli) berlayar meninggalkan kampung halaman serta kedua orang tuanya untuk berlayar mencari Ama Iha di Nusa Iha(pulau Saparua), dengan menyusuri Nusa Ina (pulau seram), Nusa Yapono (pulau Ambon), Pulau Haruku dan pulau Banda. Adapun beberapa tempat yang sempat mereka singgahi selama perjalanan antara lain:

-Seram Laut daerah Geser di seram Timur
-Geslau,Hatumete di Seram bagian timur tepatnya di Werinama
-Pantai Salaiku negeri Haya di Tehoru
-Pantai Hatumari di negeri Tamilou seram selatan
-Tanjong Koako di Desa Amahai Seram selatan
Sementara mereka singgah untuk beristirahat di Tanjung Koako, Amera lau pergi mencari Kusu(sejenis binatang koala yang dalam bahasa SSI disebut makello)
- Air Nua(waenua) disini mereka bertemu dengan kapitan Tihirua (kapitan dari Saparua bernama Imam Zainal Abidin Al-Idrus), kemudian Amera lau menetap diwilayah itu tepatnya di negri Sepa (seram selatan) dan manjadi Malesi(pengawal) Imam Zainal Abidin al-Idrus dan bergelar Nuo Huruwo (putra/kapitan)
-Tanjung Sial ujung seram bagian barat atau tanah Huamual. Tanpa Amera lau mereka tiba ditanjung sial dan bertemu dengan kapitan tanjung sial kemudian mereka bertanya dimana letak nusa Iha, dan kapitan tanjung sial kemudian menunjuk latu soumete sebagai penunjuk jalan menuju nusa Iha
-Pantai Honimua di desa Liang pulau ambon
-Tanjong Pesirolo(batu kapal) dipulau Haruku

“Yale wati noue tetu sallo emamanu,
Yale tau otetewa tetu emamanu tetu pisarole
Latu sopamena..usa latu sopamena pele mena ,latu pele mena
Usa latu pele mena epala tota ina latu semia lewe rua oo
Uwa leuwa rua nusu hale hehi yai otonno sane…
Tali telwo sane ninitanno ina latua nirupanno
uwaleu rua mitati ina latua wau upu usa latu…
Usa latu soka ina latua,soka ina latua …emi ruhu tua ina latua
Usa latu hotu hita erehuwe
Hita erehue tau ina latua
Uwa leu warua taha rimbu timi esa,
tati ina latua wau usa latu
Usa latu soka ina latu
Soka ina latu emiruhu tua ina latua
Latwa taha muli umarole sawa wailo marabone
Lawa hasa-hasa hehi nusa iha”

Disekitar batu kapal mereka mendapat rintangan dari pengawal kapitan Huameseng berupa Husamaulo yakni seekor ikan paus yang menghalangi perjalanan mereka. Yang menghendaki Poimasa (nyai intan) untuk terjun kedasar laut bersamanya. Mereka mengelabui Husamaulo dengan jalan membuat boneka dari kayu yang menyerupai Poimasa, tapi siasat ini tidak berhasil karena Husamaulo tambah marah dan membuat air laut berombak besar sampai membahayakan perahu mereka.
Poi masa lantas berkata kepada kedua saudaranya Abuasa dan Aliwanta” jangan hiraukan saya, turunkan saya segera untuk memenuhi permintaan Husamaulo “. Akhirnya kedua saudaranya memenuhi permintaan poimasa, kemudian diangkatlah poi masa untuk dilepaskan kelaut. Ikan Paus kemudian timbul lalu memeluk poimasa dan menyelam bersama kedasar laut tepatnya ditanjung pasirolo(tanjung batu kapal) pulau Haruku.
Dengan demikian tinggallah tiga besaudara yang tetap akan meneruskan perjalanan yaitu : Abuasa, Aliwanta,dan Soumete Tita Nusa.
Di Pulau Banda mereka singgah karena salah arah berhubung berlayar pada malam hari. Disinilah Soumete bertemu dengan Samadun(Lilimala Wakano) yang menjadi marga Sopaheluwakan di SSI, dan mengajaknya bersama-sama mencari Nusa Iha. Perjalanan dilakukan di malam hari.
Sesampai di Pantai salaiku di Ama Iha(Elhau).
Setelah tujuh hari tujuh malam dalam perjalanan sampailah mereka di Ama Iha(negri louhata Amalatu)di Nusa Iha.

Menjelang pagi mereka tiba di bagian tenggara nusa Iha. di pantai salaiku tiba-tiba mereka mendapat tegur dari darat, maka terjadilah dialog sebagai berikut:
D (darat)…sei nambe lau yemi sei nambe lau (siapa dilaut kamu siapa dilaut)
L ( laut) Yale tau otetewa yami yana latu warua turu wehe yoni nepapua( kamu tidak tahu !!! kami ini dua anak raja turun dari tanah papua)…. Sei nambe lia yale sei nambe lia( siapa didarat kamu siapa didarat)
D…(darat)..Yale tau otetewa yau lohilo manuputi turuwehe loto uamano elhau( engkau tidak tahu bahwa saya adalah Lohilo menuputi turun dari kediamanku negeri elhau)
Mae mituru mae yau wasaloomi kura sou adato(mari kemari saya terima kalian dengan adat yang ada disini), maka latu Abuwasa mengajak latu Aliwanta latu soumete dan latu samadun wakano (sopaheluwakan) untuk turun kedarat dan mereka pun disambut oleh latu Lohilo Manuputi.

Setelah mereka beristirahat sejenak Abuasa berkata kepada Aliwanta “ Heu ume tumbano epananuhu enale, ana latua sisuka sibirahi ooo”
“ turunkan tanah dan pasir kita yang kita bawah dari tanah Rumbati. Karena tanah dan pasir salaiku cocok dengan tanah pasir yang kita bawah dari Rumbati, maka mereka bersuka ria dan meminta untuk diijinkan menetap diama iha(elhau).
Catatan : Yang dimaksud tanah dan Pasir tersebut adalah tanah dan pasir dari Louhata Amalatu yang dahulu kerajaan Ama Iha dibawah oleh Syeh Abdurrahman Assagaf Maulana Saniki Yarimollah ke Rumbati tanah Papua secara hakekat, karena pada saat itu Kun Fayakun berlaku sehingga jelas tanah yang mereka bawa sama dengan yang ada di Ama Iha.

PEMBAGIAN WILAYAH
DAN PEMBERIAN NAMA NEGERI


Pembagian wilayah

Selesai menyambut ana latuwarua(dua anak raja Abuasa dan Aliwanta) yang datang dari Rumbati anggaluli(tanah Papua). Latu Soumete dari tanjung Sial (seram barat) dan Latu Samadun /Lilimala Wakano dari Banda (sekarang marga Sopaheluwakan di Siri Sori Islam). Mereka sepakat tinggal di Ama Iha(Elhau)Menjelang beberapa lama mereka berada di Ama Iha(Elhau) pada Lohilo manuputty ohatasou tula upu pikalouhata(suatu waktu Latu Lohilo Manuputi memberi tugas kepada Abdullah Sopaleu Pikalouhata antara lain ):
1.Pika upu lima taru-taru sei sei tua neani (satukan dan letakkan masing-masing sesuai dengan tugasnya)
2.Latu sopamena waka salaiku elai manuhua( Latu sopamena menjaga pesisir pantai salaiku sampai manuhua )
3.Latu Hahosan owaka salaiku na elai wesiolo(Latu Hahosan menjaga salaiku samapai kehutan)
4.Latu Ali wanta owaka hale manuhua elai wai hulua( Latu Aliwanta engkau menjaga mulai dari manuhua sampai air Surabaya)
5.Latu Abuasa owaka loto waitilo hena latu,(Latu Abuwasa engkau menjaga daerah Henaratu sampai di air Surabaya)
6.Upu latu Kawalo turu wehe ampatalo na hulai henalatu(Upu latu Kawal engkau menguasai benteng ampatal hingga henaratu )
7.Latu Kawalo sahu nane ulatilo utaha tumbano wae eluha(latu kawal segera menuju arah elhau dan tancapkan tombakmu ketanah sampai mendapatkan air)
8.Latu saimima otunu patamarane lia uma adato, Lia uma adat tomagola pailemahu tehuno nuru lete (Upu latu Abuasa bertugas untuk membakar lampu Patamaran sebagai alat penerang didalam Rumah adat Tomagola pailemahu teuno nuru lete)

9.Latu sahusiwa tula emi baleo( Upu latu sahusiwa persama rakyatmu)
10.Latu sahusiwa tula upu lebeo (upu latu sahusiwa bersama para hakim syariah(pengurus masjid)
11.Mae lolo oko ihiti doa wau upu lata’ala(kita bersama-sama berdo’a kepada Allah SWT)
12.Tati Rahmateo wau iko lolooko(supaya Allah SWT menurunkan Rahmat untuk kita semua sampai anak cucu kelak)
13.Lea muli na elai lau haha”(mulai dari daratan sampai dilaut)
Selesai pembagian wilayah kekuasaan Abdullah Sopaleu Pikalauhata berkata bahwa pada hari ini kita semua telah memiliki Latu/Raja yaitu Upu Silaloi (lohilo manuputi)

PERLUASAN WILAYAH

Menjelang beberapa saat datang perintah dari Upu latu Silaloi Lohilomanuputi kepada latu Abuasa antara lain:
1.Latu Abuasa kedepan untuk mengangkat para kapitan dan para malesi
2.suruh para kapitan dan para malesi untuk mengusir kapitan Aipasa dari benteng Ampatal dan keluarkan dia dari benteng itu menuju air beinusa Amalatu di desa Tuhaha. Selesai peristiwa pengusiran kapitan Aipasa, maka kapitan Aipasa meninggalkan benteng Ampatalo. Tapi didalam benteng itu masih tertinggal seorang anak perempuan yang bernama Siatuna. Ia tinggal didalam benteng, kemudian anak itu di ambil oleh kapitan Aliwanta sehingga Aliwanta mempersunting siatuna ,Dan dari hasil perkawinan tsb lahir empat orang anak yaitu :
-Masapait patty
-Patty Didi
-Patty Kakang
-Sesbakar Patty ( Catatan : Sesbakar Patty i nusu waal ahatido dan namanya berubah menjadi Frans Bakar Kesauli, Teunno dari marga patty bernama Siatuna)

3.Perintah dari Lohilo manuputi kepada kapitan kawal supaya naik ke halasinno untuk memukul mundur musuh sekaligus mengusir orang2 yang ada di halasinno untuk keluar meninggalkan halasinnno.
Untuk menuju ke halasinno kapitan kawal tidak bisa melewati benteng henaratu, atas saran dari latu Abuasa supaya kapitan kawal dibusur dengan ranting kayu dan memakai tali berwarna hitam dan alat busur tsb dipasang di tempat yang bernama wati.( catatan : Busur dari ranting kayu ditarik hingga melengkung (eheru), sehingga kapitan kawal bermarga Watiheru atau watihelu ). Dengan bantuan alat tsb kapitan kawal dapat diterbangkan sehingga melewati benteng henaratu dan masuk ke lokasi halasinno serta berhasil mengusir orang2 yang ada di halasinno. Sebagian dari mereka lari ke Nusalaut dan mendiami negerinya yang sekarang bernama Leinitu. Sebagian lagi menuju ke nusa ina (pulau seram) bagian barat dan bermukim di kairatu, sebagian yang lain menuju pulau haruku dan mendiami negeri sameth sampai sekarang
4.Latu lohilo Manuputi menyampaikan perintah kepada latu Abuasa untuk mengumpulkan para kapitano dan para malesi di Elhau.

Dalam pertemuan di elhau latu lohilo manuputi menyampaikan kepada para kapitan dan malesi antara  lain:
kalian para kapitan dan para malesi, sekarang ini kalian harus masuk ke benteng lisaboli kakelisa, pukul mundur dan usir mereka dari puncak gunung urputil atau tetuwalo. Perintah pengusiran atau pengosongan benteng karena letaknya sangat dekat dengan elhau (+ 3km) arah selatan benteng elhau. Para kapitan dan malesi berhasil memukul mundur dan mengusir keluar orang2 yang ada dalam benteng. Akibat dari penyerangan ini maka timbul dendam dan terjadi serang-menyerang antara anak cucu louhata amalatu(SSI) dengan Lisaboli kakelisa (Negeri Ouw) untuk memperluas batas tanah atau batas negeri masing-masing.

Sekitar 1633 M pemerintahan belanda memerintahkan orang2 yang mendiami daerah hutan/gunung momolonno untuk turun dan membuat negrinya pada batas yang sering terjadi sengketa antara negri Louhatta Amalatu dan negeri Ouw.
Negri yang baru itu diberi nama Ulath karena penduduk negri berasal dari gunung atau ulatilo

PEMBERIAN NAMA NEGERI

Setelah latu Silaloi (Lohilo Manuputi/Salatalohy) dan Abuasa Saimima dengan kawan-kawannya berhasil memperluas daerah kekuasaannya, maka latu Silaloi dan Abuasa membuat kesepakatan untuk disampaikan kepada para kapitan dan malesi, yaitu kita semua pada hari ini turun meninggalkan gunung, dan kita jangan bersembunyi di gunung Elhau, Henaratu dan Ampatal. Kita semua sesegera turun ke pesisisr pantai untuk membangun negeri disana. Mendengar perintah itu serentak semua turun menuju pantai hunimua, disinilah latu Silaloi berkata: “para kapitano tula malesio itupa ilou weko he-e ihua ta a kusoulo sane, itaru kuamanno wehe nayanno”. (Para kapitan dan malesi, kita kumpul disini untuk mengatur dan memberi nama negeri kita).
Ana latu warua Upu latu Abuasa berkata “ Malepa ito ku amanno wehe nayanno Louhata Amalatu” kami sala satu dari dua anak raja Upu Abuasa memberi nama negeri kita ini dengan nama Louhata Amalatu.

Arti dan maksud dari nama Louhata Amalatu :
Lou= asal kata …..louwe (berkumpul)
Hata= asal; kata dari Hata‘a artinya angkat kaki dari tempat persembunyian di gunung-gunung.
Amalatu= bapa raja. mereka yang datang berkumpul atau bermusyawarah adalah raja dan para kapitan dan para malesi)
Louhata Amalatu berarti tempat berkumpul untuk musyawarah mufakat para raja dan kapitan serta malesi.

Selesai latu Abuasa memberi penjelasan mengenai arti nama negeri dari tempat mereka berkumpul untuk musyawarah, maka para kapitano serentak mengangkat suara “Elooooo….oooo eta mono nia upu latu warua…aaa… iya,kami atau kita setuju dengan nama negeri tersebut”
Para kapitan dan malesi sepakat dengan nama yang disampaikan oleh Upu Latu Abuasa, maka dengan resmi negeri itu diberi nama Louhata Amalatu dan dipimpin oleh Upulatu Lohilomanuputi.
Maka mulailah para datuk2 tsb mengatur dan membangun negeri Laohata Amalatu (sekarang Siri Sori Islam).

SUSUNAN RAJA-RAJA

Sebelum pemberian nama negeri dan masyarakat masih mendiami gunung-gunung maka gunung elhau adalah pusat pemerintahan dan latu yang mengendalikan negeri adalah silaloi sampai dengan pemberian nama negeri louhata Amalatu adalah raja:
1.Raja Masapait/Aliwanta
2.Masapait
3.Patididi
4.Al-Bimapara saimima(mungkin yang dimaksud Lipamara)
5.Masibukakang patti,akibat perselisihan antara Masibukakang dengan sesbakar patti(adiknya) yang telah memeluk agama nasrani maka belanda membagi negeri Louhata Amalatu menjadi dua bagian:
a.Negeri Louhata Amalatu dengan raja Masibukakang patty
b. Sidi Sodi Sarane dengan rajanya sesbakar patti (frans bakar kesauli)
6.Sabtu Patty
7.Adam Patty, negeri Louhata Amalatu berubah namanya menjadi negeri Siri Sori Islam, marga bapak raja patty menjadi Pattisahusiwa
8.Usman Pattisahusiwa Ragen
9.Abdul masjid (1) Pattisahusiwa, selama pemerintahannya terjadi perselisihan antara raja dengan saudaranya bernama Robo patty, maka Abdul Majid Pattisahusiwa 1 turun dari jabatannya dan diganti oleh Robo Patty dengan gelar Patty Khamarobo.
10.Patty Khamarobo, nasibnya sama dengan raja sebelumnya (Abdulmasjid 1), dia berselisih paham dengan saudaranya She’ri patty dan akhirnya Raja Robo pun turun dari jabatannya.
11.She’ri patty Raja di negeri SSI dan SSI saat itu berubah namanya menjadi negeri Louhata Amalatu, beliau diasingkan ke Pulau Banda karena menentang pemerintahan Belanda. Maka Raja she’ri bertemu dengan Sukarno, Moh. Hatta, dan Sutan Shahrir untuk merumuskan kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
12. Abdul Aziz Pattisahusiwa, negeri Louhata Amalatu kembali berubah nama menjadi Siri Sori Islam
13. Moh. Saleh Pattisahusiwa
14. H. Mohammad (Bostir) Pattisahusiwa
15.H Abdul Karim Imron Pattisahusiwa, negeri Siri Sori Islam menjadi Desa Siri Sori Islam
16. Abdul Madjid 2 Pattisahusiwa
17. Jhoni Karim Pattisahusiwa
...dst

Bandung, 16 Juni 2008
(Ditulis kembali oleh: Upang Pattisahusiwa)


NB:Mohon koreksi dari basudarao bila ada kesalahan tafsir/pengertian baik dalam tulisan maupun bahasa penuturan pada tulisan ini

Sumber :
buku sejarah Asal-Usul tulisan asli berbahasa Arab gundul tidak bertasjid di tulis oleh H.Abdul Wahab Saimima Allahumma yarham Tete Ambong (Alm) pada tahun 1260 H.[/size][/size]

Bahaya

“Bahaya”

Setiap pendapat dari siapapun datangnya pastilah ada terkandung nilai kebenaran di dalamnya, meskipun mungkin sangat sedikit dan tidak kasat mata oleh pandangan kita sekalipun kita telah berusaha melihatnya dari berbagai sudut manapun. Karena itu semestinya kita tidak boleh menjustifikasi pendapat orang lain “hanya” dengan menggunakan standar ukuran diri kita sendiri.
Menjustifikasi pendapat orang lain bagaimanapun bentuknya bisa dikategorikan tidak etis, meskipun tindakan itu sendiri sebenarnya lebih mengarah pada kekurangpahamannya sendiri terhadap suatu pengetahuan yang mungkin belum diketahuinya.
Tapi begitulah yang sering terjadi, orang lebih sering menjadi bersikap defensive atau melindungi diri berlebihan dengan cara mencerca, menghujat, menunjuk-nunjuk kesalahan orang lain, dan menyalah-nyalahkan atau sekedar men-just pendapat orang lain begini atau begitu dengan konotasi yang merendahkan dengan maksud terselubung rapi untuk sebisa mungkin “menjatuhkan” lawan bicara agar posisi dirinya menjadi lebih tinggi.
Sesungguhnya untuk menjadikan diri kita menjadi lebih tinggi tidak perlu dengan cara merendahkan orang lain. Kalau memang ingin membuat diri kita menjadi lebih tinggi dari orang lain banyak cara yang lebih elegan, daripada menyuruh orang lain untuk jongkok atau bahkan tiarap, misalnya saja dengan berdiri di atas pijakan yang lebih tinggi dari orang lain, naik di atas tutuotolo misalnya, atau kalau kurang tinggi bisa naik ke atas meja, ataupun menara mesjid, atau apa sajalah yang sekiranya bisa membuat posisi kita dianggap berada lebih tinggi dari orang lain dan dengan begitu pandangan kitapun radiusnya makin luas. Kalau posisi demikian dianggap statis dan kurang “mobile” boleh juga untuk selalu menggunakan sepatu bertumit tinggi atau iyoi tua tomollo naik “eggrang” (sejenis mainan untuk berjalan menggunakan dua batang bambu panjang yang diberi pijakan kaki pada jarak setengah meter dari bagian bawah -red)
Justifikasi suatu pendapat dengan istilah “logika yang membahayakan” terkandung maksud tersembunyi untuk mengucilkan atau mengkerdilkan seseorang supaya kebesaran dirinya muncul dan mencuat kepermukaan Kalaupun tidak demikian, sekurang-kurangnya sekedar memancing “emosi dan nafsu untuk menjawab” dengan tingkat defensive yang tinggi ???
Istilah “berbahaya” yang ditujukan untuk memvonis pikiran seseorang bisa lebih membahayakan dari  bahaya itu sendiri. Karena istilah bahaya lebih berkonotasi sebagai sesuatu yang “mengancam” bagi pihak lain, dan yang seperti itu tentu saja sangat perlu untuk dihindari jauh-jauh bagaikan sejenis virus yang mematikan. Jadi ada terkandung unsur provokasi di dalamnya, padahal istilah berbahaya yang dimaksud mungkin hanya bermakna sempit menurut dirinya sendiri saja.
Apakah setiap pendapat yang berbeda atau bertentangan dengan pendapat kita bisa dengan ringannya disebut berbahaya? Jika demikian lantas apa bedanya logika berfikir yang seperti itu dengan gaya orde baru yang mempopulerkan kata “subversive” bagi orang2 yang mempunyai pikiran berbeda dengan jalur politik orba? Apakah itu termasuk kategori pembunuhan kaeakter? entahlah...
Sepertinya kita semua perlu terus belajar bagaimana menghormati orang lain dengan cara menjadikan diri kita pantas dihormati*****

Bandung, Des 2009
Upang Pattisahusiwa

Idea...

Louwe zakat


Pengantar:

Di bawah ini adalah rumusan gagasan yang berusaha kami dokumentasikan, sementara menunggu pihak-pihak yang setuju, sependapat, seidea, seiya dan sekata,bisa bekerjasama serta mendukung penuh upaya-upaya untuk merealisasikannya bagi tujuan kesejahteraan kita bersama.
untuk itu, besar harapan kami, siapapun anda yang pro maupun yang kontra dengan perihal tersebut di bawah ini, sangat kami nantikan komentarnya baik tertulis di blog ini maupun via telp, sms, email,atau langsung kopdar (copy darat-red) dengan kami.
terimakasih tak terhingga atas perhatian yang telah anda berikan dengan meluangkan waktu mengunjungi blog kami Namaullo.
Wassalam
Upang Pattisahusiwa

LOUWE ZAKAT IKASSI JABARBATA
(kumpul zakat dari Ikatan Keluarga Siri-sori Islam Jawa Barat, Banten & Jakarta)


PENDAHULUAN :

Ikassi diharapkan menjadi satu-satunya wadah organisasi bagi masyarakat Siri Sori Islam, dengan pusatnya yang berkedudukan di Ambon sudah barang tentu tidak dapat mengakomodir kebutuhan dan kepentingan warganya yang tersebar secara acak di seluruh penjuru nusantara ini dan bahkan yang di manca negara. Para warga dirantau membutuhkan wadah tersendiri yang mampu mengakomodir kebutuhan dan kepentingannya dalam jarak yang terjangkau, untuk itu tumbuh paguyuban2 serupa hampir di setiap wilayah, dengan berbagai nama.

Namun seiring dengan pembaharuan di tubuh organisasi pusat yaitu Ikassi yang mengubah oroientasi dari paguyuban menjadi organisasi modern yang diharapkan menjadi satu-satunya wadah bagi Sissodi, maka paguyuban dan organisasi yang ada di berbagai wilayah di luar Ambon dengan sendirinya secara otamaticaly “menginduk” pada pusat dan sifatnya hanya canbang saja. dengan tidak melepaskan diri dari hal-hal yang telah ditetapkan secara organisatoris oleh induk organisasi Ikassi pusat yang berkedudukan di Ambon dan telah dikukuhkan di Amanno beberapa waktu yang lalu.

Bagi warga di rantau yang tinggal dan berdomisili di kota-kota lain yang jauh dari Ambon dan membentuk paguyuban tersendiri dimungkinkan sifatnya ” hanya” cabang saja,

Masyarakat Siri Sori Islam perantauan dalam satu kota jumlahnya kadang terlalu sedikit untuk membentuk suatu organisasi tersendiri, untuk itu diperlukan penggabungan beberapa kota atau wilayah demi mencapai jumlah anggota yang memadai untuk membentuk suatu kelompok paguyuban, sehingga wilayah cakupan organisasinyapun menjadi lebih luas lintas kota dan mungkin sampai lintas propinsi. Demikian juga untuk warga yang berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Banten, Bandung, Sumedang, Tasik Malaya, Ciamis, Cirebon,dan sekitarnya digabung dan disatukan dalam IKATAN KELUARGA SIRI SORI ISLAM JAWA BARAT, BANTEN, DAN JAKARTA yang selanjutnya disingkat menjadi IKASSI JABARBATA.

DASAR PEMIKIRAN

Seiring dengan konsep Ikassi Pusat yang mulai berubah dari suatu paguyuban menjadi organisasi modern, demikian juga cabang-cabangnya yang tersebar di wilayah manapun sangat diharapkan mampu menjadi wadah dan jembatan strategis yang bermanfaat bagi kesejahteraan warga pada umumnya.

Demikian pula Ikassi Jabarbata, dibentuk dan dirikan dengan maksud bisa menjadi ajang kumpul basudarao yang memiliki program kerja strategis dan bermanfaat sekurang-kurangnya untuk intern warga Siri Sori Islam yang berada di wilayah kerja organisasi ini yaitu Jawa Barat, Banten, dan Jakarta.

RUMUSAN MASALAH

Beberapa permasalahan atau persoalan yang dominan muncul di seputar dunia Pendidikan di sekitar kita adalah karena biasanya lulusan sekolah menengah (SMA) umumnya masih bingung menentukan arah untuk menentukan arah selanjutnya, seperti jurusan, jenis sekolah dan lokasi sekolah yang akan dituju. Untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bagi yang berada di kampung pertama-tama yang jelas harus “keluar” atau meninggalkan Amanno. Bagi yang ada di luar Amanno, mungkin juga memerlukan “migrasi” antar kota.
Kebingungan menentukan tujuan akan menyergap bila arahnya belum pasti, terutama bila dalam keluarganya belum ada yang menempuh jalur sesuai dengan tujuannya. Pertanyaan tentang kemana, di tempat siapa, bagaimana… dsb bisa dipastikan akan sangat mendominasi pemikiran seorang perantau pemula.

Dalam hal ini diharapkan Ikassi Jabarbata mampu mengambil peran dalam menjawab kebutuhan warga yang seperti ini, dengan cara memberikan bimbingan dan penyuluhan serta informasi sedetail-detailnya, lebih bagus lagi disertai dengan tips sukses dari para senior yang sudah sukses, siapa tahu kisah anda bisa menjadi inspirasi bagi mereka.

Hal lainnya yang kemungkinan bisa dilakukan adalah dengan memberikan Beasiswa untuk warga dan anak cucu Siri Sori Islam yang akan melanjutkan pendidikan namun secara finansial keluarganya kurang mampu.
Ini adalah hal yang harus diperjuangkan, karena anak-anak adalah generasi penerus yang tentunya diharapkan bisa menjadi lebih baik dari pendahulunya.
Program lain di bidang pendidikan selain pemberian beasiswa yang juga bisa dilakukan dari pengelolaan dana zakat ini adalah pemberian Kredit Mahasiswa yaitu kredit lunak bagi mahasiswa yang baru masuk perguruan tinggi, atau yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, atau yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Tatacara dan Sistem pengembaliannya berlaku sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan. Prinsip yang terpenting adalah konsepnya lunak, ringan, kalau memungkinkan pengembaliannya setelah yang bersangkutan bekerja dan memiliki penghasilan sendiri.

Di bidang ekonomi, bagi warga yang secara finansial kurang beruntung, masalah biaya hidup di rantau dan biaya pendidikan anak-anaknya akan menjadi masalah yang serius. Apalagi situasi yang kurang menguntungkan di masa sekarang ini dimana harga-harga terus merangkak naik sedangkan pendapatan tetap, sebagian malah harus kehilangan pekerjaan dan penghasilan karena sesuatu dan lain hal. Situasi ini menyebabkan yang tadinya tidak miskin menjadi miskin, dan yang tadinya sudah miskin, makin berada jauh di bawah garis kemiskinan.

Bila situasi ini berlanjut terus secara berlarut-larut dan menjadi alasan tidak mampunya satu generasi kita menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bisa kita bayangkan bagaimana situasi dan kondisi warga kita pada beberapa periode ke depan khususnya yang berada di wilayah Jabarbata.

Dalam konteks untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan warga dengan pemberdayaan perekonomian warga yang potensial dan memiliki bakat dan minat di bidang usaha, namun terganjal oleh ketiadaan modal.

Pinjaman modal dengan system kredit lunak bisa menjadi alternatif dalam menjawab persoalan di atas, yang diharapkan tentu saja tidak sama dengan system yang berlaku pada bank-bank konfensional, artinya tidak melalui prosedur yang terlalu rumit, dan system pengembaliannya kalau bisa tanpa bunga,namun pembayaran zakat diharapkan disalurkan penuh melalui wadah organisasi ini.

TUJUAN

Beberapa persoalan di atas adalah tanggung jawab bagi kita warga Sissodi khususnya yang berada di wilayah Jabarbata, sekaligus kita berupaya menterjemahkan nasehat para orang tua untuk menggandeng siapapun saudara kita agar bisa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dalam konsep ipika mese-mese.

RENCANA PROGRAM KERJA:
sebagai tindak lanjut dalam menyikapi masalah-masalah di atas disusunlah garis besar rancangan program kerja sebagai berikut:

A. LOUWE ZAKAT IKASSI JABARBATA:
1.MENGGALANG PENGUMPULAN DANA ZAKAT PROFESI SISSODIDO DI WILAYAH JABARBATA
2.MENDATA DAN MERANCANG SISTEM PENYALURAN DANA ZAKAT TERKUMPUL KEPADA SISSODIDO DI WILAYAH JABARBATA YANG BERHAK DAN LAYAK MENERIMA BANTUAN (sesuai kriteria yang telah ditetapkan)
3.MENJALANKAN PROGRAM PENYALURAN DANA SESUAI DENGAN YANG TELAH DICANANGKAN

B. PENYALURAN DI BIDANG EKONOMI
1.MERANCANG & MEMBUAT PROGRAM CERDAS PENYALURAN DANA BANTUAN ( konsepnya memberi kail bukan memberi ikan) dengan tujuan untuk perbaikan dan meningkatkan taraf hidup warga denagn cara memberdayakan perekonomian. Bisa berupa bantuan modal atau dalam bentuk simpan pinjam dengan ketentuan besaran dan tata cara yang telah ditetapkan)
2.-

C. PENYALURAN DI BIDANG PENDIDIKAN

1.BEASISWA bagi anak-anak warga Sissodo di wilayah Jabarbata (berlaku untuk semua tingkatan sekolah) tatacara dan besarannya sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
2.KREDIT MAHASISWA bagi Sissodido dan keluarganya di wilayah Jabarbata dan atau perantau pemula di wilayah Jabarbata. Besaran dan system pengembaliannya berlaku sesuai kententuan berlaku.


D. PENYALURAN DI BIDANG SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN

1.MENJADI JEMBATAN STRATEGIS artinya sebagai pusat informasi dan bantuan bagi warga perantau baru atau pemula baik untuk tujuan bekerja maupun keperluan sekolah di wilayah Jabarbata (bagi warga yang hendak bekerja atau yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dalam prakteknya bisa termasuk membantu memfasilitasi tempat tinggal sementara bagi yang memerlukan dan layak menerimanya) tata cara berlaku sesuai ketentuan.

2.Alokasi dana dalam jumlah tertentu untuk keperluan sosial kemasyarakatan, seperti sumbangan pada acara Louwe basudarao pada acara pernikahan, dan bila ada yang meninggal,dsb.

PENUTUP

Terimakasih yang sedalam-dalamnya bagi anda yang telah meluangkan waktu untuk mempelajari pemaparan gagasan kami ini. Setelah memahami semua yang terkandung baik yang tersurat maupun yang tersirat dari uraian di atas besar harapan, akan mengalir “hidayah” sehingga dengan semangat keikhlasan bisa lebih bersungguh-sungguh secara bersama-sama gotong-royong mewujudkan “mimpi” untuk membangun sesama.
Insya Allah


Wassalam,
Bandung, Oktober 2008
Usman Pattisahusiwa

SARAN & KRITIK:

Berbagai dukungan dalam bentuk saran dan kritik dari manapun datangnya sangat diharapkan sebagai masukan untuk menentukan langkah selanjutnya.

sms berantai2

SMS berantai...(2)

Semalam saya menerima sms, ada basudara yang “kebingungan”lantaran menerima sebuah sms dari nomor tak dikenal. Setelah saya baca,ternyata isinya sejenis sms rantai bahagia (sms RB) ataupun Email rantai bahagia (Email RB), yang dulu lebih familier dengan istilah “Surat rantai Bahagia” (surat RB)

Sms RB, ataupun email RB, pada prinsipnya sama saja dengan surat rantai bahagia, hanya ganti nama saja berhubung ganti medianya.
Biasanya berisi pesan tertentu dengan instruksi untuk kemudian disebarluaskan pada sejumlah orang/alamat tertentu (jumlahnya sudah ditentukan), dan di embel-embeli dengan “ancaman” atau sesuatu resiko (baca: akibat) yang akan kita alami apabila kita tidak melaksanakannya sesuai instruksi pada surat tersebut.

Dalam perkembangannya surat rantai bahagia kemudian tampil dalam bentuk yang bervariasi, ada yang bermuatan pesan-pesan Islami berasal dari Timur Tengah dan kononnya merupakan fatwa dari seorang syech tertentu,dst…., ada juga yang sifatnya umum tidak menyangkut atau mengatasnamakan agama tertentu.
Lebih dari itu sang pengirimpun makin kreatif saja…surat sejenis ini berkembang menjadi “arisan rantai bahagia”.

Sedikit agak berbeda untuk bentuk arisan ini. Penerima tidak mendapat ancaman melainkan menerima “iming-iming” akan memperoleh keuntungan besar bila melaksanakan sesuai instuksi dalam surat. Tapi instruksinya bukan sekedar untuk menyebarluaskan atau meneruskan isi surat, melainkan harus disertai dengan sejumlah dana tertentu meskipun nilai nominalnya mungkin sangat kecil sekali misalnya seribu rupiah per alamat, lengkap dengan lampiran atau copy tanda bukti kirim / struk transfernya. Pada arisan berantai ini dilengkapi juga dengan cara berhitung matematis bagaimana sang penerima akan dapat meraih keuntungan dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah yang cukup fantastis.

Apapun namanya,selalu ada “resiko” yang menyertai. Pada bentuk surat RB sang penerima harus merogoh kocek untuk biaya perangko sejumlah sedikitnya 25 alamat misalnya. Pada sms RB orang juga perlu merogoh pulsa untuk biaya sms (beruntung sekarang sms sudah agak murah bahkan ada yang gratisan), pada email RB sekurang-kurangnya orang harus mengeluarkan biaya untuk internet atau biaya warnet (kecuali yang gratisan di kantor).

Mungkin bagi sebagian orang, “resiko” yang harus dikeluarkan itu tak seberapa nilai nominalnya, tapi setidaknya kita perlu tahu bagaimana menyikapinya secara bijak.

Dalam hemat saya, apapun namanya intinya tetaplah sama saja. Cukup dibaca dan selanjutnya terserah anda!!!
Mau langsung di delete pun tidak akan jadi masalah, mau di save untuk kenang-kenangan juga no problem. Masalahnya mungkin harus diteruskan sesuai instruksi apa tidak?????
Pada prinsipnya instruksi apapun bila disertai dengan “ancaman” tentunya tidak akan “mengena” di hati, dan sesuatu yang tidak “sreg”atau ragu-ragu sebaiknya tidak kita lakukan.

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.(QS 2:147)

Instruksi “Doa” misalnya yang harus kita teruskan pada 10 atau 20 orang. Doa sebagaimana kita ketahui jalurnya adalah vertical dan horizontal, kita bebas melaksanakan kapan saja semau kita dan sebanyak yang kita mau dan kita mampu, tidak harus dibatasi dalam jumlah nominal tertentu, seperti saat kita harus mengamalkan wirid misalnya, kita tidak harus terpatok pada angka tertentu harus 100 kali atau 1000 kali.

Jadi,
kalau “pesan” itu merupakan pesan yang baik bisa kita ambil manfaatnya, sedangkan pelaksanaannya terserah kita (sesuai kemampuan masing-masing).
Karena, siapapun sang pembuat/pengirim surat tersebut tidak ada kuasa untuk mengatur pelaksanaan ibadah kita.
Misalnya kita mau membaca do’a, sebanyak 10 kali, atau 50 kali atau 1000 kali pun itu terserah kita atau kita ingin menyampaikan suatu doa tertentu kepada orang lain melalui media apapun, juga tidak perlu dibatasi dengan jumlah angka tertentu.

Btw….kalau hanya di forward ke 10 orang saja berarti kita justru tidak mengamalkan doa itu. Bukankah akan lebih efektif jika doa tersebut kita laksanakan dari pada hanya sekedar di forward?

Lalu bagaimana dengan “ancaman” bila kita tidak melaksanakan instruksi dalam surat itu? Benarkah akan terjadi “sesuatu” (baca: kemalangan, malapetaka, kesialan,dsb) perlukah kita merasa khawatir?
Benarkah ada orang yang mampu memprediksi sesuatu yang akan terjadi dalam hidup kita? Perlukah kita percaya para ramalan dari sesorang yang bahkan tidak kita kenal?
Masih adakah keraguan atas ayat berikut ini:

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar (QS 2:9)

Wassalam.
06032010
Upang Pattisahusiwa